Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketua Komite Pemantau Pembangunan ITF Jakarta, Ubaidillah, tentang Rencana “Groundbreaking” ITF

Perlu Samakan Persepsi Pembangunan ITF Sunter

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera memulai groundbreaking pembangunan fasilitas pengolahan sampah dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di kawasan Sunter, Jakarta Utara pada Agustus 2017 mendatang. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat beberapa hari lalu.

Seperti diketahui, sebelumnya Pemprov DKI Jakarta juga telah memilih PT. Fortum Finlandia, sebagai pihak investor pemenang tender pembangunan ITF Sunter. Kontrak perjanjian kerjasama proyek pembangunan ITF Sunter ini ditandatangani pada 16 Desember 2016 lalu antara Pemprov DKI Jakarta yang menugaskan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan PT. Fortum Finlandia.

Untuk menanggapi hal tersebut, wartawan Koran Jakarta, Annisa Ibrahim, mewawancarai Ketua Komite Pemantau Pembangunan ITF Jakarta, Ubaidillah di Jakarta, Senin (17/7). Berikut petikannya:

Bagaimana tanggapan anda mengenai rencana grounbreaking ITF?

Saya meragukan Pemprov DKI Jakarta segera melaksanakan groundbreaking ITF bulan depan. Kami mencatat, DKI juga pernah menyatakan pembangunan ITF akan dimulai Maret 2016, lalu Oktober, kemudian November, terakhir janji Februari 2017 tapi tidak direalisasikan dan berlanjut sekarang janji pada Agustus 2017.

Mengapa rencana grounbreaking ITF kali ini masih diragukan ?

Karena saya melihat masih ada sejumlah pihak ataupun sesama institusi pemerintah yang belum sepaham dengan rencana pembangunan ITF. Seperti menyangkut regulasi, perhitungan harga listrik isu lingkungan dan lain-lain.

Apa yang harus dilakukan Pemprov agar pembangunan ITF segera dilaksanakan ?

Menurut saya, para pihak siapa pun itu harus lebih arif, jangan terjebak pada hitung-hitungan "bisnis", tetapi harus menyamakan persepsi bagaimana mengedepankan penyelesaian sampah Jakarta. Sedangkan mengenai isu lingkungan, ditegaskan BPPT RI sebagai pendamping Proyek ITF maupun PT. Fortum Finlandia sebagai investor pelaksana, telah menjamin tidak adanya dampak polusi yang dikhawatirkan seperti yang dipermasalahkan beberapa kalangan.

Apakah pembangunan ITF di Jakarta ini penting ?

Pembangunan ITF sudah direncanakan sejak era Gubernur Fauzi Bowo, Gubernur Jokowi, Gubernur Ahok hingga Gubernur Djarot. Pada setiap kebijakan periode Gubernur tersebut rencana pembangunan ITF telah ditentukan waktu pembangunannya, tapi sampai saat ini belum terwujud.

Padahal, fasilitas pengolahan sampah dalam kota atau ITF ini sangat penting. Karena Jakarta sudah lama darurat sampah mengingat produksi sampahnya sudah mencapai 7.000 ton per hari.

Selama ini tidak jelas pola penanganannya dan bergantung pada TPST Bantargebang Kota Bekasi dengan ditumpuk secara terbuka (Open Dumping) yang seharusnya ditinggalkan dan beralih yang lebih ramah lingkungan.

Seperti apa konsep ITF yang dibangun Pemprov DKI ?

ITF Sunter yang akan dibangun Pemprov DKI Jakarta adalah fasilitas pengolahan sampah modern dengan menggunakan energi panas bertempratur tinggi (Incinerator) untuk memusnahkan sampah berkapasitas 2.500 ton per hari.

Energi panas dari proses pembakaran sampah tersebut rencananya akan dimanfaatkan menjadi listrik atau pembangkit listrik berbasis sampah (PLTSa), menghasilkan hingga 40 megawatt (MW). Selain di Sunter, Pemprov DKI Jakarta juga berencana membangun ITF di kawasan Marunda, Cilincing dan Duri Kosambi.

Apa harapan dari komite terhadap Pemprov DKI mengenai pembangunan ITF ini ?

Saya berharap sih Pak Gubernur Djarot dapat konsisten dengan pernyataannya dan bisa memanfaatkan waktu dalam pengabdian sebagai Gubernur dengan merealisasikan pembangunan ITF. P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top