Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Anak

Perlu Deteksi Dini Cegah Kecacatan Dampak Polio

Foto : Antara

Petugas medis menyuntikan imunisasi kepada anak di Jakarta, ­beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Temuan atau laporan sebanyak 46 kasus polio di DKI Jakarta dapat dipastikan negatif seluruhnya. Kepastian ini disampaikan Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI, Ngabila Salma, Jumat (19/5). Kepastian diperoleh setelah diperiksa di laboratorium. Untuk mencegah kecacatan dampak polio, harus dideteksi sejak dini.

"Jumlah terduga polio Jakarta dalam kurun 1 Januari hingga 19 Mei sebanyak 99 kasus," jelasnya. Dinkes telah memeriksa sampel tinja 46 kasus di antaranya, hasilnya negatif virus polio. Jarak dari gejala awal sampai diambil tinja sampel harus maksimal 14 hari.

Ngabila menyebutkan kasus polio paling banyak ditemukan di Jakarta Timur (33), Jakarta Barat (25), Jakarta Selatan (18), Jakarta Utara (17), Jakarta Pusat (lima) dan Kepulauan Seribu (satu kasus). Sebagai tindak lanjut banyaknya kasus polio anak, Dinkes menyatakan perlu terus dilakukan tindakan pencegahan. Caranya, harus cepat ditemukan kasusnya dan meningkatkan capaian imunisasi rutin lengkap.

"Imunisasi lengkap harus dilakukan terutama di daerah padat penduduk," tandas Ngabila. Capaian imunisasi polio 2019 sampai 2022 mencapai di atas 95 persen.Menurutnya, prinsip imunisasi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Masyarakat diimbau segera melengkapi imunisasi anak sebanyak empat kali untuk polio tetes. Ini dilakukan usia satu sampai empat bulan. Kemudian, dua kali untuk polio suntik saat usia empat dan sembilan bulan.

Imunisasi bisa diakses secara gratis di posyandu, puskesmas, dan layanan imunisasi bekerja sama dengan pemerintah. Nantinya, sertifikat imunisasi anak bisa langsung diunduh di aplikasi Satusehat.Selain mengikuti program vaksinasi, Ngabila minta masyarakat terus menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Ini terutama makanan minuman yang dikonsumsi agar tidak tercemar kotoran. Makanan harus sehat dan matang.

Sementara itu, untuk mencegah kecacatan atau kematian akibat polio, perlu deteksi dan pengobatan secara dini anak usia di bawah 15 tahun. Hal ini untuk mencegah gangguan kelemahan tangan dan kaki secara tiba-tiba dalam kurun 14 hari terakhir, tanpa kecelakaan.

Sebab jika tidak segera dideteksi dini, anak bergejala tersebut akan lumpuh permanen bahkan kematian akibat kelumpuhan otot pernafasan. Kelemahan bisa terjadi di salah satu anggota tubuh baik tangan kanan atau kiri. Kemudian kaki kanan atau kiri. "Untuk kasus infeksi polio, hanya dua sampai lima persen yang menunjukkan gejala. Lainnya cenderung tidak bergejala sehingga susah terdiagnosis," jelas Ngabila.

Masyarakat yang menemukan terduga kasus polio diminta melaporkan ke kader, RT, RW, atau Puskesmas agar anak segera diperiksa. Masyarakat juga bisa menghubungi call center Dinkes DKI Jakarta yang beroperasi selama 24 jam di nomor 0813-8837-6955.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top