Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Bangsa I Berbagai Gangguan Fisik dan Psikis Bermunculan

Perlu Antisipasi Dampak Negatif Bekerja secara "Online"

Foto : Istimewa

Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi

A   A   A   Pengaturan Font

Tuntutan untuk terus bekerja secara produktif tidak mudah dicapai. Sebab, tidak adanya kesiapan perencanaan kerja, sarana prasarana, atau kesiapan para pelaksana dalam pemanfaatan teknologi informasi.

JAKARTA - Bekerja secara online menjadi salah satu cara untuk tetap produktif di masa pandemi. Namun, pola kerja baru tersebut juga melahirkan dampak negatif bagi pekerja. Dampak ini harus diantisipasi. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Anwar Sanusi, di Jakarta, Selasa (20/7).

"Efek-efek negatif seperti itu dapat menjadi penyakit akibat kerja, apabila tidak ditanggulangi sejak dini. Dia juga bisa berdampak buruk di kemudian hari," ujarnya.

Anwar menjelaskan, terdapat sejumlah efek negatif untuk kesehatan fisik dari perubahan cara kerja tersebut seperti nyeri karena kelamaan duduk. Juga gangguan penglihatan serta iritasi mata karena durasi menatap laptop atau HP dalam waktu lama.

Adapun dampak negatif dari sisi psikis, seseorang yang mulai mengalami gangguan kesehatan fisik akan cenderung menjadi lebih sensitif, cepat marah, mudah letih dan lesu.

"Hal ini tentunya dapat menghambat aktivitas sehari-hari," jelasnya. Di sisi lain, kata dia, bekerja secara online menimbulkan dampak positif seperti berkumpul bersama dalam satu forum secara real time dan pembahasan yang sama secara virtual.

Berbagai Kesiapan
Lebih jauh, Anwar menekankan, pandemi Covid-19 berakibat pada munculnya perubahan-perubahan serta adaptasi-adaptasi dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru. Perubahan juga terjadi pada cara kerja dari konvensional menjadi online.

Dia menambahkan, bekerja secara online merupakan sulit dihindari, sehingga para pekerja perlu beradaptasi dengan kebiasaan baru. Hal ini menuntut kesiapan penggunaan teknologi informasi di tengah perkembangan disrupsi industri atau revolusi industri 4.0.

Menurut Anwar, dalam situasi demikian, tuntutan untuk terus bekerja secara produktif tidak mudah dicapai. Sebab, tidak adanya kesiapan perencanaan kerja, sarana prasarana, atau kesiapan para pelaksana dalam pemanfaatan teknologi informasi

Dalam pandangannya, tidak adanya kesiapan pendukung kelancaran bekerja online merupakan penyebab utama yang dapat menghambat produktivitas kerja. "Oleh karena itu, kita dituntut untuk tidak hanya mampu bekerja secara produktif, tetapi juga inovatif. Hal ini, khususnya dalam rangka melayani fungsi-fungsi ketenagakerjaan kepada masyarakat," tandasnya. ruf/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top