Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dharmasanti Waisak - Pancasila Benteng Bangsa atas Berbagai Permasalahan

Perkuat Toleransi Beragama

Foto : Koran Jakarta / Aloysius Widiyatmaka

kehadiran tokoh - Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani (kedua dari kanan), mantan Presiden Megawati Soekarnoputri (ketiga dari kanan), dan Ketua Umum Gemabudhi Bambang Patijaya (kiri) hadir pada acara “Dharmasanti Waisak Nasional” yang diselenggarakan Perhimpunan Majelis Agama Buddha Indonesia, di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta, Senin (4/6).

A   A   A   Pengaturan Font

Kekuatan politik bangsa harus dijaga. Tidak boleh menghambur-hamburkan energi bangsa dalam berbagai perselisihan dan permusuhan.

JAKARTA - Bangsa Indonesia telah lama memiliki kekayaan utama yang disebut gotong royong. Rakyat Indonesia harus terus meningkatkan semangat bergotong royong. "Untuk saat ini yang paling penting adalah gotong royong toleransi beragama," tandas Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, saat memberi sambutan pada acara "Dharmasanti Waisak Nasional Umat Buddha Indonesia 2562" yang diselenggarakan Perhimpunan Majelis Agama Buddha Indonesia (Permabudhi), di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta, Senin (4/6).

"Mari amalkan dan jalankan kehidupan beragama dengan cara beradab, yaitu dengan saling menghormati satu sama lain dan saling mengasihi," ajak Puan. Puan menegaskan bahwa gotong royong harus lebih ditingkatkan di dalam kehidupan sehari-hari, tanpa memandang suku, agama, atau asal seseorang. "Gotong royong kita lakukan bersama untuk Indonesia yang lebih baik, dan menurut saya, untuk saat ini yang paling penting adalah toleransi beragama," katanya. Gotong royong harus dilakukan untuk Indonesia yang lebih baik.

Gotong royong, tambah Puan, harus terus dijaga dan dirawat karena merupakan inti dari Pancasila. Sedangkan Pancasila sendiri adalah benteng bangsa untuk menghadapi berbagai persoalan bagnsa. Lebih jauh dikemukakan, dengan modal dan semangat energi kebersamaan gotong royong yang memang sudah ada dalam Pancasila, maka pembangunan bangsa untuk menciptakan kesejahteraan akan lebih cepat terwujud. "Saya yakin dengan gotong royong, upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat akan semakin cepat," tutur mantan Ketua Fraksi PDI-P DPR ini.

Dia memberi contoh bahwa berbagai bantuan yang dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi kepada masyarakat dan mendirikan sekolah sebagai bukti tanggung jawab untuk berpartisipasi gotong royong dalam menyejahterakan rakyat Indonesia. "Kita juga harus memperkokoh kekuatan politik bangsa . Kita tidak boleh menghambur-hamburkan energi bangsa dalam berbagai perselisihan dan permusuhan," tekan dia. Tugas lain adalah menjaga keberagama yang memang juga amat penting, apalagi sudah ada "Bhinneka Tunggal Ika."

Ketua Panitia Dharmasanti Arief Harsono, sebelumnya, mengatakan hal senada bahwa bangsa Indonesia sejak dulu punya budaya menjaga keberagaman dan toleransi. Hal ini harus dijalankan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sedang Biku Sri Pannavaro Mahathera menandaskan bahwa Presiden Soekarno telah berhasil memeras Pancasila menjadi jati diri bangsa yaitu gotong royong. Ini sebagai pengejowantahan religiositas bangsa dan bukti peduli kesejahteraan bersama. "Gotong royong pernah menjadi napas seluruh tanah air. Tapi sayang kini tinggal sayup-sayup kedengaran suaranya," keluh Sri. Dia mengingatkan, rakyat harus gotong royong rame ing nggawe sepi ing pamrih (banyak bekerja, tanpa pamrih).

Nilai-nilai

Pada acara bertema "Bersatu, Berbagi, dengan Cinta Kasih Membangun Bangsa" itu, Puan Maharani juga berbicara mengenai nilai-nilai bangsa. Dia mengingatkan, ada nilai-nilai universal yang membawa ketenteraman dan kedamaian. Nilai-nilai ini harus terefleksikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Nilai-nilai universal tersebut sungguh penting artinya bagi pembangunan bangsa Indonesia yang majemuk," tukasnya. Sebagai bangsa majemuk yang terdiri atas 714 suku bangsa, 1.100 bahasa lokal dan tinggal di 17.000 pulau lebih merupakan anugerah Tuhan yang harus kita jaga, rawat, dan kembangkan bersama.

Dengan jiwa dan semangat untuk menciptakan kebahagiaan, kesejahteraan, dan kedamaian bersama, dia minta umat Buddha mesti memiliki komitmen tinggi dalam menjaga Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

wid/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top