Perkuat Riset, BRIN Dorong Kemitraan Kolaboratif Bagi Kemajuan Teknologi di Asean
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko.
Foto: ANTARA/Sean Filo MuhamadJakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan komitmen mendorong kemitraan kolaboratifbagikemajuan ilmiah dan teknologi di wilayah Asean dalam rangka mengatasi tantangan global seperti netralitas karbon, ekonomi biru, perubahan iklim, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Selain kemajuan teknologi, BRIN juga mendorong kemitraan kolaboratif dan pengembangan kapasitas di seluruh Asean dengan mitra internasional seperti Republik Korea (Korea Selatan), sebagai salah satu mitra penting BRIN dalam mengadaptasi setiap kegiatan penelitian dan kolaborasi bersama pada banyak bidang penelitian.
"Dengan berbagi keahlian dan praktik terbaik, kami yakin dapat membangun tenaga kerja yang tangguh dan siap memanfaatkan kecerdasan buatan untuk pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam netralitas karbon dan ekonomi biru," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Iamengungkapkan sejumlahplatformkolaborasi telah dibangun oleh BRIN, seperti platform untuk penggalian arkeologi, ekspedisi ilmu kehidupan terrestrial, dan ekspedisi kelautan.
Menurut dia,platformproduksi penelitian BRIN dapat mengumpulkan data besar, terutama data digital di banyak bidang penelitian seperti data arkeologi dan sebagainya.
"Platformini juga dapat digunakan sebagai platform kemitraan bagi negara-negara anggota Asean, juga termasuk Republik Korea sebagai salah satu mitra dialog BRIN untuk Asean dalam mendorong inisiatif penelitian bersama," ujarnya.
Sementara Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN Budi Prawara mengatakan pihaknya juga akan mengeksplorasi tentang kecerdasan buatan atauAIyang dapat mempercepat kemajuan menuju netralitas karbon, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi biru yang berkelanjutan.
"Penting bagi kita untuk berbagi wawasan, membahas tantangan, dan mengidentifikasi peluang, dengan memanfaatkan kecerdasan buatan guna mengatasi beberapa masalah lingkungan paling mendesak yang kita hadapi saat ini," ucapnya.
Senada dengan Budi, Duta Besar Misi Republik Korea untuk Asean Park Hyunjoo menekankan teknologi digital merupakan proses perubahan yang dinamis dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Ia optimistis Republik Korea tidak akan pernah berhenti berusaha untuk tumbuh bersama Asean melalui peluang digital. Berbagai informasi, ide, dan kebijakan yang dibagikan dapat berkontribusi pada keberhasilan konvergensiAIdan lingkungan di Asean.
"Kecerdasan buatan muncul sebagai pendorong utama dalam transformasi digital. Artinya, bagaimana cara kita menggunakan kecerdasan buatan akan menentukan hasil transformasi digital. Meskipun dunia sedang menghadapi krisis perubahan iklim, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih sejahtera bersama dengan menerapkan teknologiAI," tutur Park Hyunjoo.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 2 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- Otorita IKN Paparkan Laporan dan Rencana Kerja Pembangunan IKN kepada BPK
- Parlemen Australia Siapkan RUU Pelarangan Media Sosial untuk Anak Di Bawah 16 Tahun
- Presiden Prabowo Bertemu Larry the Cat di Kantor PM Inggris
- Indosat Ooredoo Hutchison Komitmen Transformasi Adopsi AI
- Mary Jane Dipulangkan, Presiden Marcos Puji Hubungan Indonesia-Filipina