![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Perkuat Rantai Pasok Industri Agro Global, Indonesia Ekspor 50 Ribu Ton Porang ke Tiongkok
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Foto: ANTARA/HO-KemenperinJAKARTA - Pemerintah Indonesia mengekspor tanaman sejenis umbi-umbian sekaligus tanaman herbal yakni porang sebanyak 50 ribu ton ke Tiongkok, yang menjadi bukti kontribusi Indonesia untuk memperkuat rantai pasok bahan baku industri agro global.
Ekspor tersebut difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Agrobisnis Komoditas Indonesia (Agrasi) dengan GuangXi Huapin Agriculutral Technology, Co., Ltd.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu (30/11), menjelaskan pada tahap awal kerja sama ini, sebanyak 21 industri kecil menengah (IKM) telah mendapatkan bantuan berupa fasilitas produksi mesin pengering serpih porang.
"Targetnya, pada 2028 akan terlaksana transfer teknologi dan produksi tepung glukomanan sesuai spesifikasi industri di Indonesia,” katanya.
Disampaikan dia, pada 4 Januari 2024, kedua belah pihak juga telah menandatangani kontrak kerja sama dalam proses jual beli serpih porang selama enam tahun (2024-2030) sebanyak 25 ribu ton per tahun. Selanjutnya, pada 26 November 2024, terjadi kesepakatan lagi untuk peningkatan jual beli, dari 25.000 ton menjadi 50.000 ton per tahun.
Dia mengatakan peningkatan jumlah ekspor serpih porang ini juga diiringi fasilitasi mesin pengering yang memiliki sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang akan digunakan oleh para pelaku industri kecil menengah di sentra produksi di wilayah tanah air.
Menurutnya, kerja sama perusahaan Agrasi dan Huapin diharapkan dapat menjaga stabilitas harga bahan baku porang di kisaran Rp4.000-Rp4.500 per kilogram.
Dikatakan Putu, stabilitas harga porang ini penting untuk menjaga motivasi petani, sehingga pasokan bahan baku global terhadap tanaman porang dapat terpenuhi secara berkesinambungan.
“Harapannya pada tahun 2030, terbangun industri permurnian glukomanan 95 persen di Indonesia, dan Indonesia menjadi salah satu pionir utama industri glukomanan global,” katanya.
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 3 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 4 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 5 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
Berita Terkini
-
Dony Tri: Indonesia Harus Jaga Fokus Sejak Menit Pertama Lawan Iran
-
Manchester City Kalah Lagi, John Stones Ungkap Hal ini
-
Krisis atau Alasan? Bapanas Salahkan Faktor Eksternal atas Kenaikan Harga Daging Kerbau
-
Ini Prakiraan Cuaca Wilayah DKI Jakarta Hingga Malam Hari
-
Ini Menu yang Disarankan Siswa untuk Makan Bergizi Gratis