Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perkuat Kolaborasi, Wali Kota Tasikmalaya Ajak Masyarakat Berjuang Tuntaskan "Stunting"

Foto : ANTARA/HO-Pemkot Tasikmalaya

Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah saat peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia di Balai Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (17/8/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Tasikmalaya - Perkuat kolaborasi. Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah saat momentum memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berjuang bersama dengan pemerintah dalam menuntaskan kasus "stunting" atau anak gagal tumbuh dengan melakukan berbagai cara yang memberikan jaminan asupan gizi.

"Saya berharap agar kita senantiasa meningkatkan kolaborasi sehingga harapan ke depan Kota Tasikmalaya dapat terbebas dari stunting," kata Cheka saat upacara peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia di Balai Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis.

Ia menuturkan, momentum memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia harus menjadi momentum untuk menjaga persatuan dan kesatuan, juga semangat berjuang untuk menjaga keberlanjutan pembangunan bagi bangsa Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera.

Persoalan saat ini, kata dia, khususnya di Kota Tasikmalaya masih dihadapkan dengan tantangan untuk menurunkan angka kemiskinan yang selama ini sempat terjadi kenaikan pada tahun 2021 menjadi 13,13 persen dampak pandemi COVID-19.

Namun seiring berjalannya waktu, kata dia, angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya kembali terjadi penurunan menjadi 12,72 persen, keberhasilan dalam menurunkan angka kemiskinan tersebut bukan hanya peran pemerintah, tapi berkat perjuangan bersama seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya.

"Hal ini merupakan perjuangan bersama segenap masyarakat Kota Tasikmalaya," katanya.

Ia menyampaikan persoalan Kota Tasikmalaya tidak hanya masalah kemiskinan, tapi ada hal lain yang sama pentingnya yakni kasus 'stunting' yang sampai saat ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 persentase balita 'stunting' berada pada angka 22,4 persen.

Angka itu, kata dia, terhitung terjadi penurunan sebesar 6,5 persen jika dibandingkan dengan tahun 2021, meski turun tidak menjadi semua pihak lengah, melainkan harus terus berjuang untuk bisa menjadi Kota Tasikmalaya bebas dari 'stunting'.

"Saya berharap penurunan tersebut tidak lantas membuat kita berpuas diri," katanya.

Ia menyampaikan Pemkot Tasikmalaya saat ini sudah mencanangkan program One ASN One Stunting yakni program yang mendorong ASN untuk menjadi orang tua asuh bagi anak 'stunting' dalam rangka mempercepat penurunan angka 'stunting' di Kota Tasikmalaya.

Program tersebut, kata dia, sudah dijalankan dengan menugaskan setiap ASN untuk memberikan intervensi langsung kepada 1.730 anak bersatus 'stunting', hasilnya cukup optimal dengan terjadinya penurunan kasus 'stunting' menjadi 845 anak.

Selain itu, lanjut dia, upaya mengoptmalkan penurunan angka kasus 'stunting' yakni Pemerintah Kota Tasikmalaya bersama pemangku kepentingan lainnya sedang merancang program yang diberi nama Dapur Masyarakat Khusus Anak Stunting (Damaskus) untuk memenuhi asupan gizi bagi anak-anak.

"Bertujuan untuk memberikan makanan tambahan kepada anak stunting secara langsung berdasarkan angka kecukupan gizi yang telah ditentukan," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top