Perkuat Kolaborasi Tangani Malnutrisi
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Subandi Sardjoko
Pasangan yang hendak menikah, perempuan hamil, dan usia subur harus juga diperhatikan karena berpotensi menjadi sumber stunting.
JAKARTA - Kolaborasi antarpihak dalam menangani malnutrisi yang bisa menyebabkan kerdil (stunting) mesti lebih diperkuat. Melalui gerakan Scaling Up Nutrition (SUN), setiap stakeholder memiliki tugas menangani stunting sesuai denga nfungsi masing-masing. Demikian disampaikan Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Subandi Sardjoko, di Jakarta, Selasa (23/11).
"SUN merupakan gerakan di bawah PBB untuk mengatasi malnutrisi karena kekurangan atau kelebihan gizi," ujarnya. Dia mengatakan, SUN memiliki jaringan dari dunia bisnis, PBB, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, dan donatur.
Dia menerangkan, Indonesia sudah tergabung dalam gerakan tersebut sejak tahun 2011. Saat ini, SUN juga berfokus pada pengurangan kelaparan dan meningkatkan kualitas kesehatan. Subandi
menyebut, setelah bergabung dalam SUN, angka stunting Indonesia menurun.
Pada tahun 2013, angka stunting Indonesia sebesar 37,8 persen. Angka tersebut berhasil ditekan menjadi 27,67 persen pada tahun 2019. "Kita komit untuk meningkatkan nutrisi guna memenuhi target 14 persen tahun 2024. Kita setiap tahun harus melaporkan progres," tandasnya.
Harus Diawasi
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Agus Suprapto, menilai, implementasi penanganan stunting atau gizi buruk harus diawasi. Hal ini untuk melengkapi penguatan di sektor regulasi dan pendanaan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya