Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perkuat Kolaborasi Riset untuk Mengatasi Covid-19

Foto : Istimewa

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro dalam acara puncak HUT ke-53 LIPI, di Jakarta, Jumat (28/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan seluruh komunitas riset dan inovasi serta lembaga yang melakukan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan harus memperkuat kolaborasi riset. Hal ini dibutuhkan untuk menghilangkan egoisme keilmuan sekaligus mengatasi masalah bangsa, termasuk Covid-19.

"Kolaborasi dan sinergi itu diperlukan untuk menciptakan berbagai hasil riset dan inovasi yang menjawab berbagai permasalahan bangsa dan membawa kemajuan bagi Indonesia. Tidak boleh ada namanya egoisme keilmuan," kata Menristek saat menghadiri kuliah ilmiah LIPI Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XX, di Jakarta, Jumat (28/8).

Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang mengatakan semua disiplin ilmu harus saling mengisi untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa, termasuk pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

"Saat ini sesuai kebutuhan kita benar-benar berupaya mencari segala macam cara untuk menangani pandemi, baik vaksin, obat, alat kesehatan, berbagai terapi yang diperlukan agar pandemi ini segera teratasi," kata Bambang.

Mendedikasikan Ilmu

Dia mengapresiasi seluruh peneliti dan ilmuwan yang mendedikasikan ilmu, waktu, dan energi untuk menangani permasalahan bangsa, terutama pandemi Covid-19. "Saya harapkan sinergi dan kolaborasi antara individu peneliti dan antarlembaga," tuturnya.

Lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK) yang berada di bawah naungan Kemenristek harus semakin memperkuat sinergi dan kolaborasi. Bambang tidak ingin ada hambatan egoisme keilmuan di antara LPNK, termasuk di dalamnya LIPI, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Bambang pada HUT ke-53 LIPI menegaskan bidang ilmu kesehatan pada saat ini tidak bisa berdiri sendiri. Menurutnya kolaborasi ilmu kesehatan harus mampu lintas disiplin agar menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat.

"Ilmu kesehatan kalau dikombinasikan dengan ilmu lain bisa luar biasa. Saya setuju sekali kesehatan atau kedokteran itu memang perlu dikaitkan dengan ilmu-ilmu lainya dan dikaitkan dengan lingkungan di sekitarnya," ujar Bambang.

Bambang mencontohkan penelusuran asal-usul Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) bisa dengan menelusuri peninggalan masa lalu melalui ilmu arkeologi atau antropologi. Menurunya, proses tersebut tidak hanya mengembangkan ilmu kesehatan, tapi juga ilmu arkeologi dan antroploginya.

"Keterkaitan antar ilmu disiplin menjadi penting dalam dunia yang semakin mengglobal dalam isu kesehatan yang juga makin kompleks," jelasnya.

Bambang menjelaskan dengan kolaborasi lintas disiplin bisa membuat ilmu kesehatan menjadi lebih presisi dalam penanganan. Ilmu kesehatan berbasis lintas disiplin juga bisa menguatkan persepsi masyarakat terhadap kondisi kesehatan.

Ia menjelaskan untuk mencapai hasil tersebut, ilmu kesehatan juga harus mampu merespons keilmuan pada masa revolusi industri 4.0. ν ruf/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top