Perkuat Ketahanan Pangan, 5.134 Pompa Terdistribusi Bantu Pengairan Pertanian di Jateng
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana saat memimpin Rapat Koordinasi Wilayah se-Jateng untuk Pengamanan Produksi dan Percepatan Pertanaman Padi di kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng, Semarang, Senin (14/10/2024).
Foto: ANTARA/HO-Pemprov JatengSemarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyebutkan sebanyak 5.134 pompa bantuan pemerintah pusat telah terdistribusi untuk membantu pengairan lahan pertanian di wilayah tersebut.
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, di Semarang, Senin, mengatakan bahwa penggunaan bantuan pompanisasi tersebut saat ini telah mencapai 93 persen.
Menurut dia, bantuan pompanisasi tersebut sangat membantu upaya peningkatan produksi pertanian di Jateng.
Hal tersebut disampaikansaat Rapat Koordinasi Wilayah se-Jateng untuk Pengamanan Produksi dan Percepatan Pertanaman Padi di kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng.
Ia mengatakan bahwa Pemprov Jateng berkomitmen merealisasikan capaian luas tambah tanam (LTT) padi di wilayahnya.
Pada September 2024, LTT di Jateng mencapai seluas 65.140 hektare, sedangkan pada Oktober ini, capaiannya didorong hingga 105.000-110.000 ha.
"Di bulan Oktober ini kami sanggup mencapai 105.000-110.000 ha. Jadi kami upayakan untuk terus mendekati target yang ditentukan oleh Kementerian Pertanian," katanya.
Akselerasi tersebut, lanjut dia, memang harus dilakukan, mengingat Jateng menjadi tumpuan pangan nasional bersama Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.
Oleh karena itu, ia meminta para kepala dinas di tingkat kabupaten/kota agar lebih optimal dalam merealisasikan LTT.
"Selama ini Jateng dianggap sudah mampu untuk terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas padi. Tetapi masih ada yang akan kami tingkatkan, khususnya dengan perluasan tanam padi," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng Supriyanto menambahkan bahwa kebutuhan beras di Jateng sekitar 340.000-345.000 ton per bulan.
Artinya, dalam sebulan harus panen minimal di lahan 100.000 hektare, dengan rata-rata produksi 5,5 sampai 5,6 ton per ha.
"Artinya, didapat antara 550.000 sampai 560.000 ton gabah kering giling. Kalau dikonversi ke beras 62,74 persen, ketemu angka 345.000 ton. Itu aman satu bulan," katanya.
Ditambahkannya, berdasarkan ramalan BMKG, pada pertengahan Oktober ini akan turun hujan sehingga kondisi cuaca tersebut harus dioptimalkan agar luasan tanam tercapai.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
Berita Terkini
- Perjalanan Nataru Makin Nyaman! Serambi MyPertamina Hadir di Rest Area Tol, Pelabuhan Hingga Bandara
- Kunto Aji Persembahkan Video Musik "Melepas Pelukan Ibu" yang Penuh Haru di Hari Ibu
- AKHKI Siap Perkuat Pelindungan Hak atas Kekayaan Intelektual Indonesia
- Bintang Indrianto Persembahkan "Ikrar Cinta", Album Pop Jazz yang Penuh Makna
- Sejumlah Jenis Makanan Ini Dapat Meringankan Sembelit