Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perkuat Kerja Sama, Dinkes Sulbar Bangun Kolaborasi Atasi Stunting

Foto : ANTARA/M Faisal Hanapi

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) membangun kolaborasi untuk mengatasi stunting di Kabupaten Majene melalui program Masilambi di Majene, Jumat (11/8/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Mamuju - Perkuat kerja sama. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat membangun kolaborasi untuk mengatasi stunting di Kabupaten Majene melalui program Masilambi.

Kepala Dinkes Sulbar, Asran Masdidi Majene, Sabtu mengatakan pemerintah Sulbar mencanangkan program "Masilambi" sebagai upaya menurunkan angka stunting di Provinsi Sulbar.

Program Masilambi merupakan upaya terobosan yang terstruktur, sistematis dan massif untuk menekan angka stunting di yang juga dilaksanakan di Kabupaten dengan kolaborasi.

Menurut dia, program tersebut dilaksanakan melalui pemberdayaan dan kolaborasi berbagai multi sektor di masyarakat yang memiliki potensi peran dalam penurunan dan pencegahan stunting baru.

Ia menyampaikan, Dinas Kesehatan Majene, Camat Majene, Kepala Puskesmas, lurah serta Forum Ma'silambi, berkalobarasi melalui program Massilambi menurunkan stunting.

"Program Massilambi dilaksanakan di Kelurahan Baurung Kabupaten Majene, dengan memaksimalkan penimbangan balita berusia 0-59 tahun, dengan target pencapaian 100 persen balita di Kelurahan Baurunh yang dilaksanakan tanggal 31 Agustus 2023 mendatang," katanya.

Ia menyampaikan, program Massilambi yang juga akan dilaksanakan diseluruh Kelurahan dan Desa di Mejene diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi masalah stunting yang telah menghantui pertumbuhan generasi muda di Majene.

Ia mengatakan, pemerintah di Sulbar terus berupaya menggalakkan sejumlah program kesehatan untuk melakukan intervensi menurunkan angka prevalensi stunting di Sulbar.

"Dinkes Sulbar juga melaksanakan pelayanan kesehatan gizi ibu dan anak berkelanjutan melalui penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) untuk menurunkan angka stunting.

Menurut dia, 1000 HPK adalah fase kehidupan, yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan mencapai 270 hari, sampai dengan anak berusia dua tahun atau selama 730 hari.

"Pada periode 1000 HPK, organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang," katanya.

Ia menyampaikan, tanpa nutrisi yang baik, bayi dapat mengalami kerusakan serius bahkan permanen pada otak dan tubuhnya yang sedang berkembang, anak yang tidak tumbuh dengan baik dan terlalu pendek untuk usia mereka, yang dikenal sebagai stunting dan akan ditanggulangi.

Ia mengatakan, stunting di Sulbar yang angkanya masih mencapai 33,8 persen berdasarkan hasil studi status gizi (SDGI).

Menurut dia, kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi di Sulbar adalah Kabupaten Polman mencapai 36 persen kemudian disusul Kabupaten Majene mencapai 35,7 persen

Selain itu, Kabupaten Mamasa 33,7 persen, Kabupaten Mamuju 30,3 persen, Kabupaten Pasangkayu 28,6 persen.

"Daerah dengan prevalensi stunting terendah di Sulbar, adalah Kabupaten Mamuju Tengah 26,3 persen," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top