Senin, 23 Des 2024, 15:22 WIB

Perkuat Kelistrikan Hijau, Ini Strategi yang Diterapkan PLN

Ilustrasi - Penggunaan solar panel sebagai salah satu solusi penyediaan energi baru terbarukan (EBT).

Foto: ANTARA/ HO-Dokumentasi Pribadi

JAKARTA – PT PLN (Persero) memperkuat pengembangan sistem kelistrikan hijau melalui kerja sama penerapan energy modeling system dengan perusahaan energy modeling asal Australia, Energy Exemplar.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan dalam keterangannya di Jakarta, Senin (23/12), dengan meningkatnya bauran energi baru dan terbarukan (EBT), sistem kelistrikan di masa mendatang semakin kompleks.

"Dulu, sistem kelistrikan kita (Indonesia) didominasi pembangkit batu bara yang bersifat baseload. Maka sistem kelistrikan kita pun lebih sederhana. Sedangkan ke depan, sistem akan didominasi pembangkit EBT dari surya dan angin yang bersifat intermiten. Maka sistem kelistrikan akan menjadi lebih kompleks," jelasnya.

Selain itu, dia menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas EBT yang bersifat intermiten tersebut juga membutuhkan perubahan skenario pengembangan sektor kelistrikan.

"Dalam memperkuat sistem kelistrikan, kami pun mendesain pengembangan pembangkit fast-response dan battery energy storage system untuk menstabilkan pasokan listrik untuk pelanggan,” kata Darmawan.

Untuk memastikan kestabilan sistem kelistrikan secara end-to-end, dia menuturkan pihaknya mempersiapkan Smart Grid sebagai operasi kelistrikan terdigitalisasi.

Smart Grid tersebut terdiri dari smart power plant, smart transmission, smart dispatch center, smart distribution, sampai smart metering di lokasi pelanggan.

"Dengan kondisi ini, maka energy modelling yang dulunya simple (sederhana), ke depan akan tergantikan dengan energy modelling yang sophisticated (canggih)," ujarnya.

Darmawan menyampaikan bahwa pihaknya juga membutuhkan energy modelling baru untuk merancang jalur transmisi hijau sepanjang 70 ribu kilometer (km) dari Sumatera dan Kalimantan ke Jawa, serta sepanjang Sulawesi dan Nusa Tenggara.

"Diperlukan energy modelling yang juga berbasis spasial sebagai upaya balancing antara pasokan dan demand di seluruh Indonesia. Di mana jalur transmisi hijau tersebut nantinya menyalurkan daya dari lokasi pembangkit hydro dan geothermal yang sangat jauh menuju pusat-pusat demand," ucapnya.

Mempertimbangkan hal tersebut, ia mengatakan bahwa kerja sama dengan Energy Exemplar yang memiliki produk “Plexos energy modelling system” merupakan langkah yang strategis.

Pihaknya juga akan melakukan comparative study dan benchmarking berbagai sistem kelistrikan dengan negara-negara lain.

“Ini sebagai upaya untuk memperkuat perancangan sistem kelistrikan yang jauh lebih robust (tangguh)," imbuh Darmawan.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: