Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perkuat Edukasi yang Mendidik Lewat Nanyian Sejak Dini, Kerinduan Panjang Hadirnya Kembali Lagu Anak

Foto : ANTARA/Kejari Buton

Sosialisasi lagu anak dalam Program Wasaru (Wadah Adhiyaksa Sahabat Guru) di Buton, Sultra.

A   A   A   Pengaturan Font

Ia memaparkan ada perilaku ikutan pada masyarakat, khususnya pada usia anak yang masih dalam tahap imitasi, mengikuti apa yang didengar dan dilihat. "Mereka seperti spons, menyerap semua informasi," katanya.

Pada usia yang lebih matang maka akan disertai proses memahami, yang baik diikuti, yang buruk ditinggalkan. Namun, proses itu tidak instan, perlu peran pendampingan dari orang dewasa yang paham anaksehingga orang tua juga wajib belajar tahap-tahap capaian perkembangan anak.

Kepala Kejaksaan Negeri Buton di Sulawesi Tenggara merupakan salah seorang yang amat prihatin dengan kelangkaan lagu anak-anak. Ledrik Victor Mesak Takaendengan, Kajari Buton itu, melihat saat ini anak-anak lebih suka lagu-lagu percintaan, tembang yang tidak membangun karakter mereka sebagai anak, namun mereka harus nyanyikan karena tidak punya pilihan lain. Bisa jadi, dampaknya pertumbuhan mereka pun terganggu.

"Kalau kita bandingkan dengan zaman saya dulu bagaimana kita punya lagu yang cukup banyak, baik lagu nasional, lagu kemerdekaan, lagu perjuangan, dan segala macam, serta lagu mengenai sosok guru sebagai panutan," ungkap Ledrik.

Kekhawatiran Ledrik berlanjut ketika anak-anak ---termasuk dua anak laki-lakinya di rumah-- mendengar lagu-lagu yang makin hari tidak menolong mereka untuk bertumbuh secara wajar sebagai seorang anak, yang masih perlu untuk diisi dengan lagu-lagu yang membangun karakter.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top