Perkembangan Teknologi Tekstil Indonesia Era 4.0
Foto: istimewaIndustri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) didorong agar terus berinovasi seiring berkembangnya industri fashion dan gaya para fashionista. Produsen harus dapat menangkap peluang itu dengan melakukan upgrade mesin produksi.
Pameran dengan tema 'Investasi Menyambut Making Indonesia 4.0' itu menampilkan berbagai permesinan dan peralatan untuk industri tekstil dan garmen.
Inatex menampilkan bahan baku serat, benang, kain, aksesoris dan produk fashion serta produk Industri Nonwoven, Indo Dyechem menampilkan kimia tekstil, peralatan proses pewarnaan dan finishing, Indo Texprint menampilkan mesin-mesin cetak tekstil digital. Tema dipilih sesuai dengan roadmap Making Indonesia 4.0 di mana pemerintah menargetkan masuk dalam jajaran lima besar produsen tekstil dan produk tekstil (TPT) di dunia pada tahun 2030.
Untuk mewujudkannya, produsen perlu melakukan transformasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital, seperti 3D printing, automation, dan internet of things. Transformasi ini diyakini dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas, membangun klaster industry tekstil terintegrasi dengan terkoneksi teknologi industri 4.0.
"Akselerasi penerapan teknologi dimaksud agar dapat berjalan lebih cepat, kiranya perlu didukung kemudahan dalam pendanaan investasi mesin atau peralatan maupun teknologi informasi dengan persyaratan yang lebih mudah atau termin pembayaran yang lebih lunak dari perbankan maupun pihak suplier dan lembaga keuangan lainnya," ujar Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki, Kementerian Perindustrian Muhdori dalam keterangan tertulis, Selasa (2/4).
Menurutnya, industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) adalah salah satu kelompok industri pengolahan yang dikategorikan sebagai industri strategis dan prioritas Nasional sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Perkembangan industri TPT dalam 2 tahun terakhir terus membaik di pasar domestik maupun global. Hal ini didasarkan pada laju pertumbuhan sampai dengan triwulan IV 2018 yang naik sebesar 8,73 persen serta peningkatan ekspor sebesar 5,55 persen.
Konsumsi TPT juga diyakini akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perubahan gaya hidup. Selanjutnya dalam memanfaatkan peluang ini, pelaku usaha TPT nasional harus bekerja keras meningkatkan produktivitas, kualitas dan efisiensi melalui penerapan teknologi yang lebih modern sesuai dengan revolusi industri 4.0 serta peningkatan kemampuan SDM yang kompetitif.
Ketua Penyelenggara Paul Kingsen yang juga Direktur Peraga Expo, mendorong para produsen harus menangkap peluang tersebut dengan melakukan upgrade mesin.
Pameran kali ini diikuti oleh 500 perusahaan peserta yang berasal dari 20 negara di antaranya China, Jepang, Korea, Taiwan, India, Singapura, Vietnam, Hongkong, Jerman, Italia, Turki dan Indonesia. Tahun ini, Peraga Expo menargetkan peningkatan transaksi mencapai USD 150 juta dengan pengunjung sebanyak 15 ribu orang pengusaha dan profesional.
"Fashion desainer bisa menciptakan motif kain ekslusif yang tidak dimiliki oleh desainer lain, menjadi signature bagi para designer. Yang pada akhirnya kami berharap para pelaku industri terkait, dalam hal ini fashion desainer dapat meningkatkan nilai jual produknya dan bersaing dengan produk-produk fashion dari luar," tutup Paul.
Berita Trending
- 1 Diduga Ada Kecurangan, Bawaslu Sumsel Rekomendasikan Pemungutan Suara Ulang di Empat TPS
- 2 Pemerintah Jangan Malu Membatalkan Kenaikan PPN
- 3 Lonjakan Inflasi Medis Bisa Berimbas ke Jaminan Sosial Masyarakat
- 4 Koster Akan Jalankan Haluan Pembangunan Bali Baru
- 5 DGB Kaji Implementasi Ekosistem Darat di IKN
Berita Terkini
- Wamensos Audiensi dengan PB SEMMI, Usulkan Nama Pahlawan hingga Diskusi Data Tunggal Penerima Bansos
- Pasukan Pemberontak Suriah Kuasai Kota Besar Aleppo
- Serunya Shopping Race di 17 Kota, Makin Banyak Belanja Bareng BNI
- Menolong Pemulung Tanpa Identitas Diri yang Sedang Sakit Parah
- Berpengaruh di Industri Perbankan, Royke Tumilaar Raih CEO of The Year 2024