Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 04 Mar 2020, 01:00 WIB

Perkembangan Fesyen Muslim di Indonesia

Foto: istimewa

Sebagai negara muslim terbesar di dunia dengan lebih dari 200 juta penduduk muslim, potensi perkembangan pasar syariah Indonesia dilihat dari keberhasilan menduduki peringkat kelima pada 2019 dalam Indikator Ekonomi Islam Global (GIEI) oleh DinardStandard

Hal ini menunjukkan adanya ruang bagi industri halal dari berbagai sektor untuk bertumbuh dengan pesat. Tren ini juga sejalan dengan data internal Shopee, di mana kategori fesyen muslim selalu menjadi kategori favorit secara berturut-turut di kampanye besar sepanjang tahun.

Menurut Tika Latifani Mulya, Vice President Brand Elzatta dan Dauky, itu karena industri fesyen muslim memiliki spektrum yang cukup luas, diiringi dengan banyaknya tren berhijrah yang ada di Indonesia. Dari sanalah, fesyen muslim berkembang karena pada saat berhijrah, banyak perempuan yang memutuskan memakai kerudung.

"Perkembangan fesyen muslim ini eksponensial, selain populasi muslim yang terbanyak di Indonesia, kesadaran memakai kerudung juga naik," katanya pada acara BincangShopee: Hijab Zaman Now di Jakarta. Untuk itu, masyarakat pun terus mencari gaya yang paling cocok dengan keseharian dan mewakili jati diri mereka yang tentunya tidak sulit. Apalagi dengan banyaknya toko-toko fesyen muslim baik online maupun offline dan juga marketplace yang mudah diakses saat ini. Dengan begitu, peluang bisnis fesyen muslim pun meningkat.

"Dengan banyaknya orang yang berhijrah dan lebih mengenal Islam, orang akan berpikir baju seperti apa yang mau dikenakan," ujar Tika.

Ia menyarankan untuk pemula yang ingin turun ke industri fesyen muslim, sebelum memulai untuk mencari terlebih dahulu kebutuhan seperti apa yang dibutuhkan muslim dan muslimah saat ini. Itu bisa dilihat dari bagaimana tren yang sedang berkembang saat ini, motifnya dan siluetnya. Meskipun begitu, kebutuhan dasar masih akan tetap digandrungi. Mulai dari kerudung dengan warna polos, ciput dan dalaman baju agar pakaian yang dikenakan tidak menerawang.

"Hal-hal itu akan selalu ada peminatnya, untuk produk-produk dasar," tutur Tika.

Selanjutnya, terus berinovasi. Tidak dipungkiri, dengan perkembangan di industri fesyen yang sangat cepat, para pelaku bisnis di industri tersebut mau tidak mau harus terus berinovasi dalam produk yang dimilikinya.

Entah dengan menciptakan produk-produk unik seperti kerudung anti air dari beberapa brand lokal Indonesia ataupun yang menggunakan daun-daun untuk memberikan motif pada produk fesyen buatannya.

"Yang menggunakan printing sudah banyak, cari inovasi baru seperti apa," katanya.

Bekerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan bisnis juga dapat dilakukan. Seperti dengan memanfaatkan penggunaan sosial media. Karena sosial media memiliki peran yang cukup penting dalam memasarkan produk agar bisa sampai ke masyarakat luas.

Terlebih, saat ini masyarakat pasti memiliki akun sosial media dan tidak hanya pada satu platform digital saja. Begitu juga dengan e-commerce dan marketplace yang saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat karena memudahkan seseorang dalam berbelanja.

Daniel Minardi, Head of Brands Management Shopee Indonesia menuturkan, penjualan kategori fesyen muslim mengalami kenaikan yang cukup pesat dari tahun-tahun sebelumnya bahkan untuk di e-commerce. Karenanya, peluang untuk membuka bisnis di industri fesyen sangat terbuka.

"Luar biasa animo masyarakat dan daya tarik untuk membeli produk di kategori fesyen muslim. Tiga bulan pertama ini makin naik. Jelang Ramadhan, kami yakin tren pertumbuhan ini akan terus meningkat," katanya.

Kolaborasi dengan Merek Ikonik

Wakai, brand lokal yang terinspirasi dari gaya masyarakat Jepang yang simpel dan dinamis memberikan kejutan melalui koleksi musim semi dan musim panas 2020.

Bertajuk Brave, Breathe and Break, koleksi tersebut menampilkan sisi-sisi keberanian, sehari-hari dan juga out the box bagi para pemakainya. Johan Sebastian, GM Wakai, menceritakan kalau saat ini setiap orang umumnya memiliki lebih dari satu sepatu sudah menjadi bagian penting di dalam gaya hidup seseorang. Karena itulah ia ingin membawa unsur-unsur tersebut pada koleksi terbaru dari Wakai ini.

"Kita tidak pernah merasa cukup juga dengan sepatu yang dimiliki, di mana ada juga yang berlomba-lomba untuk kolaborasi dan sepatu limited edition," tutur Johan.

Pada kesempatan kali ini, Wakai sendiri berkolaborasi dengan brand/merek minuman terkenal, Coca Cola. Itu dapat dilihat dari bagaimana pengaplikasian brand dan ciri khas Coca Cola pada sepatu Wakai. Johan mengungkapkan, kolaborasi ini merupakan wujud dari cara pandang yang sama antara kedua brand tersebut.

"Kolaborasi dengan Coca Cola ini karena kami menganggap Wakai lebih ke arah brand heritage dengan siluetnya yang klasik, sejalan dengan Coca Cola yang telah lama berada di dunia di mana memiliki pasar yang solid dan cukup ikonik," ceritanya.

Dalam kolaborasinya ini, ada sekitar 16 koleksi yang hadir dengan range produk fesyen yang cukup beragam. Mulai dari sepatu, kaus, kemeja, tas dan masih banyak lagi. Produk-produk ini pun termasuk produk edisi terbatas yang apabila jumlahnya habis tidak akan diproduksi kembali.

Tren Ramadan 2020

Menjelang Ramadan sendiri, berbagai pelaku industri khususnya fesyen tengah mempersiapkan beragam produk yang dipasarkan untuk menyambut bulan istimewa umat muslim itu. Di Indonesia sendiri, untuk tren Ramadan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Yaitu pakaian yang kembaran dengan anggota keluarganya. Itu dapat dilihat dengan maraknya para pelaku industri yang menjual set baju pasangan dan keluarga.

"Sekarang ada market untuk set baju pasangan keluarga karena itu sudah seperti kebutuhan dan keluarga biasanya mau sesuatu yang terlihat sama dan barengan," kata Tika.

Selain itu, dengan adanya pelaku industri set baju pasangan dan keluarga bisa mempermudah konsumen untuk memiliki baju yang sama dengan keluarga, tanpa harus ribet untuk mencari bahan, mencari model dan menjahit. Untuk warnanya sendiri diperkirakan akan menggunakan warna-warna bumi, seperti cokelat, putih dan nude. Warna putih akan selalu ada saat Ramadan setiap tahun, namun warna-warna seperti pink pun akan bermunculan. Motifnya sendiri cenderung beragam.

Motif-motif yang sarat akan kekayaan budaya Indonesia dan tradisional juga akan menjadi tren, seperti motif tenun atau pengaplikasian kain tenun itu sendiri ke dalam busana.

"Motif-motif seperti bunga dan etnik, entah menggunakan tenun asli atau dibuat motif tenun di busananya. Untuk bunga-bunganya sendiri lebih modern dengan perpaduan elemen lainnya seperti batik," timpal Tika.

Mengenai bahan sendiri, Tika beranggapan bahan yang flowy akan menjadi tren untuk Ramadan kali ini karena biasanya bahan yang flowy lebih nyaman digunakan dan mempercantik penampilan. gma/R-1

Redaktur:

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.