Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea

Perjanjian Korut-Russia Berisiko bagi Dunia

Foto : AFP/ JEON HEON-KYUN

Penny Wong

A   A   A   Pengaturan Font

PAJU - Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, pada Selasa (30/7) mengecam perjanjian militer antara Korea Utara (Korut) dan Russia dan menyebutnya mengganggu stabilitas dan berisiko bagi dunia.

Menlu Wong menyampaikan pernyataan tersebut saat berbicara kepada wartawan di zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea, saat Korut dan Russia semakin memperdalam kerja sama militer dan bidang lainnya.

"Saya juga ingin membahas perjanjian keamanan antara Korut dan Russia. Sekali lagi, hal ini mengganggu stabilitas dan berisiko bagi dunia," ucap Menlu Wong.

Pada Juni lalu, pemimpin Korut, Kim Jong-un, dan Presiden Russia, Vladimir Putin, menandatangani perjanjian kemitraan baru selama pertemuan puncak mereka di Pyongyang. Perjanjian pertahanan mutual ini mengatur agar kedua negara memberikan bantuan militer dan bantuan lainnya tanpa penundaan jika salah satu negara diserang atau terlibat dalam keadaan perang.

"Sekali lagi, kami melihat Russia bertindak dengan cara yang tidak kondusif bagi perdamaian, melainkan justru meningkatkan eskalasi," kata Menlu Wong seraya menambahkan bahwa pasokan senjata Korut ke Russia untuk perang Moskwa di Ukraina merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. Pyongyang dan Moskwa sejauh ini menyangkal telah melakukan transaksi senjata tersebut.

Kemitraan AUKUS

Di saat yang sama, Menlu Wong juga menyerukan kerja sama lebih dalam dengan Korea Selatan (Korsel) dalam berbagai sektor, mulai dari ekonomi hingga pertahanan.

Mengenai potensi partisipasi Korsel dalam kemitraan keamanan AUKUS, Menlu Wong mengatakan minat tersebut merupakan pengingat bahwa mereka memerlukan keseimbangan strategis di kawasan.

"Kami melihat Korsel sebagai negara yang sangat penting dalam memberikan keseimbangan strategis di kawasan ini," kata Menlu Wong.

Kemitraan AUKUS, yang diluncurkan pada September 2021, telah menarik perhatian Korsel setelah seorang pejabat Amerika Serikat (AS) pada Maret menyebutkan Korsel dan Jepang sebagai mitra potensial yang sedang dipertimbangkan oleh anggota AUKUS untuk bekerja sama di bidang teknologi tinggi, yang dikenal sebagai Pilar 2, yang mencakup bidang kuantum komputasi, kecerdasan buatan, dan hipersonik.

Pada hari yang sama, Menlu Wong bertemu dengan Menlu Korsel, Cho Tae-yul, di Seoul untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan sektor lainnya.

Pertemuan tersebut terjadi dua bulan setelah menteri luar negeri dan pertahanan kedua negara mengadakan pertemuan "two plus two" di Melbourne pada Mei.

Menlu Wong tiba di Seoul setelah menghadiri pertemuan puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) di Laos dan bergabung dalam pertemuan empat menteri luar negeri di Tokyo dengan mitra AS, Jepang, dan India. Ant/Yonhap-OANA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top