Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perjalanan Seseorang Mencapai Tahap "Passion"

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Citizen 4.0

Penulis : Hermawan Kartajaya

Penerbit : Gramedia

Cetakan : Desember 2017

Tebal : 420 halaman

ISBN : 978-602- 03-7954-8

Buku ini mendedah empat rentang kehidupan manusia sukses yang diberi istilah Citizen 4.0. tiap durasi berlangsung 20 tahun. Tahapan pertama knowledge atau ilmu pengetahuan. Tanpanya, orang seperti pohon tak berakar. Dia tidak bisa tumbuh tegak, apalagi berbuah. Bahkan dia justru membahayakan lingkungan karena mudah tumbang.

Ilmu pengetahuan juga diseleksi dengan baik karena banyak tindakan anarkistis, teroris, dan lalim berasal dari asupan pengetahuan keliru. "Sadar atau tidak, ada banyak sekali jenisnya mulai dari kebohongan, informasi tidak lengkap, sampai ajaran sesat," katanya (hlm 209).

Mengutip pendapat Russel L Ackoff, buku menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan berasal dari kombinasi data dan informasi dipadukan opini serta keahlian. Ilmu pengetahuan jika dimatangkan akan menjadi kebijaksanaan atau wisdom. Orang yang punya kebijaksanaan tidak saja menguasai satu bidang keilmuan atau keahlian, namun juga mampu menyelaraskannya dengan etika, konteks, dan kearifan sosial.

Ilmu pengetahuan akan mempermudah melewati tahapan business pada usia 20-40 tahun. Buku menggunakan istilah bisnis di tahap karena latar belakang penulisnya sebagai pengusaha. Bisnis juga terbukti merupakan penggerak kemapanan ekonomi paling besar. Kendati demikian, bisnis tidak melulu urusan laba dan uang. Konsep bisnis sudah bergeser hingga tiga gelombang. Dari Marketing 1.0 yang berorientasi pada produk, Marketing 2.0 yang fokus pada emosi konsumen hingga Marketing 3.0 yang mengolah human spirit sebagai basis.

Sebab itu, para pebisnis sukses kini tidak lagi memburu harta, namun kepuasan diri yang disebut passion. CEO Zappos, Tony Hsieh, menerapkan paradigma tersebut. Seluruh karyawan diberi keleluasan untuk mengekspresikan ide dan keinginan. Tempat kerja didesain sesuai dengan selera mereka.

Konsumen dianggap raja sekaligus saudara yang mesti dihormati dan diakrabi. Di satu sisi, ini membuat mereka puas bekerja. Di sisi lain pendapatan meningkat karena konsumen juga merasakan kepuasan serupa. "Bila hanya mengejar uang dan kekayaan, orang hanya berupaya memenuhi kepentingan pribadi. Lama-kelamaan, dia memburu nafsu dan malah meletihkan secara mental," kata Tony Hsieh (hlm 220).

Tahap service berada pada usia 40-60 tahun. Idealnya di usia ini bukan lagi mencari keuntungan pribadi, namun fokus melayani orang lain. Tanpa financial freedom, alih-alih membantu sesama, orang tetap sibuk ngurusi diri sendiri, bahkan terkadang menjadi beban hidup orang lain. Di fase usia 60-80 tahun, puncak kesempurnaan hidup diraih dengan cara menghibahkan totalitas diri demi kebaikan sesama.

Empat tahap merupakan perjalanan sistematis, integral, dan berkelanjutan. Akarnya ada pada ilmu pengetahuan. Puncaknya pengabdian kepada kebaikan sesama. Tidak dipungkiri, pada era milenial sekarang, banyak pemuda sudah mapan secara finansial jauh sebelum usia 40. Sebagian menjadi sukarelawan di usia relatif muda.

Ini menunjukkan siklus empat tahap kehidupan mereka mengalami percepatan karena akses ilmu pengetahuan akibat kemajuan teknologi. Pertanyaannya, bila sudah mencapai Citizen 4.0 lebih cepat, lalu apalagi? "Secara alamiah, orang akan mengulangi siklus Citizen 4.0 kedua. Artinya, dengan sendirinya, orang akan kembali memperdalam passion for knowledge, business, service dan people," ujar buku (hlm 273).

Buku ini pada dasarnya refleksi kehidupan penulisnya dari titik nol hingga sukses. Dia hendak berbagi pengalaman secara pribadi membesarkan MarkPlus.Inc.

Diresensi Misnawi, Dosen IAIN Madura

Komentar

Komentar
()

Top