Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 23 Des 2024, 01:10 WIB

Peringati Haul Gus Dur, Yenny Wahid Nilai Masih Banyak Ketimpangan dari Sistem Keadilan untuk Masyarakat Bawah

Putri mendiang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid (ketiga kanan) dan Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid atau Yenny Wahid (ketiga kiri), Menko Polhukam periode 2019-2024 Mahfud MD (kedua kiri), serta sejumlah tokoh saat Haul ke-15

Foto: ANTARA/Muhammad Ramdan

JAKARTA - Ketua panitia haul ke-15 Gus Dur, Yenny Wahid mengatakan masih banyak ketimpangan dari sistem keadilan yang diberikan oleh penegak hukum di Indonesia bagi masyarakat kalangan bawah.

1734879417_5bcc72de8196467444c4.jpg

Putri mendiang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid (ketiga kanan) dan Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid atau Yenny Wahid (ketiga kiri), Menko Polhukam periode 2019-2024 Mahfud MD (kedua kiri), serta sejumlah tokoh saat Haul ke-15 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta, Sabtu (21/12). Haul ke-15 Gus Dur mengusung tema Menajamkan Nurani, Membela yang Lemah.

Dengan begitu, dirinya meminta kepada negara untuk memberikan keadilan yang berimbang kepada korban terutama bagi kalangan bawah. Oleh karena itu, tema besar haul ke-15 Gus Durini, dapat menjadi gerbang pembuka untuk tumbuhnya keadilan di Indonesia.

“Ini menjadi fenomena no viral, no justice, kalau tidak viral tidak ada keadilan untuk orang yang menjadi korban,” kata Yenny di Jakarta, Sabtu (21/12).

Menurut dia, hal ini merupakan masalah yang serius yang harus segera diperbaiki. Sebagai warga negara yang taat membayar pajak dan mematuhi aturan, setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari negara serta layanan publik yang terbaik.

Dalam hal ini, dirinya menginginkan aparat penegak hukum dapat merespon lebih cepat dalam merespon berbagai laporan dan aduan yang mereka alami sebagai korban.

Menurut dia, seringkali masyarakat harus turun tangan untuk menuntut keadilan ketika negara terlihat gagap dalam menyikapi situasi tersebut. Meski demikian, Ia mengapresiasi adanya kontrol masyarakat yang tetap aktif dalam mengkritisi ketidakadilan yang terjadi di sekitar mereka.

“Bagi saya, ini harus kita syukuri karena ada mekanisme kontrol masyarakat yang artinya masyarakat harus bergerak dan memang harus terus mengkritisi ketika ada ketidakadilan di sekeliling kita,” jelasnya.

Haul ke-15 Gus Dur (Abdurahman Wahid) tahun ini mengangkat tema besar “Menajamkan Nurani Membela yang Lemah” yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.

“Kita melihat konteks, kondisi masyarakat pada saat ini seperti apa yang kemudian coba kita ekspresikan dalam tema haul. Nah, pembelaan terhadap mereka yang lemah lalu juga penajaman nurani kita. Ini juga sebetulnya adalah sebuah pesan yang ingin kita sampaikan,” kata Yenny Wahid sebelum acara haul ke-15Gus Dur yang berlangsung di Kompleks Al-Munawwaroh, Jalan Warung Silah 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu.

Menurut dia, belakangan ini banyak sekali kejadian yang tidak berpihak kepada rakyat kecil, sehingga rakyat kecil yang harusnya butuh perlindungan hukum. Justru, mereka merasa sendiri dan tidak mendapatkan tempat untuk mendapatkan hak mereka.

Tema besar ini juga merupakan representasi diri Gus Dur semasa beliau hidup, yang gemar menyapa dan membela kaum terpinggirkan. “Salah satu hal yang menjadi salah satu karakteristik Gus Dur selama ini adalah pembelaan Gus Dur terhadap mereka-mereka yang lemah dan terpinggirkan,” ujar Yenny.

Oleh karena itu, dalam kegiatan ini Yenny juga memberikan ruang yang bebas bagi para pedagang untuk berjualan di sekitar lokasi acara. Hal ini sebagai cerminan semangat inklusivitas dan keberpihakan kepada masyarakat kecil yang selalu diperjuangkan oleh Gus Dur.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.