Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Bermasalah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Rencana Kementerian Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) untuk menggabungkan (merger) perguruan tinggi swasta (PTS) terus bergulir. Persiapan menuju perampingan jumlah kampus juga terus berjalan. Bahkan, jika masih kurang efektif, Kemristekdikti juga berencana mengundang investor untuk melakukan takeover agar perampingan dan penyehatan perguruan tinggi di Indonesia berlangsung optimal.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang langkah-langkah yang akan dilakukan Kemristekdikti, berikut wawancara Koran Jakarta dengan Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemristekdikti, Patdono Suwignjo.

Apa yang melatar belakangi rencana merger PTS? Dunia pendidikan tinggi, khususnya swasta kita itu punya masalah. Jumlah kampusnya banyak, tapi Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi kita rendah. Maka itu ada masalah.

Apa penyebabnya jumlah kampus dan APK berbanding terbalik? Karena ada banyak kampus kecil, dalam artian hanya memiliki satu dua program studi. Itu sebabnya, kenapa kita dorong untuk bergabung, merger.

Bagaimana kondisi perguruan tinggi kita dibanding negara lain yang pendidikannya relatif maju? Kita bandingkan saja dengan Tiongkok misalnya. Jika dilihat per kapita, jumlah PTS kita dibanding Tiongkok lebih banyak 10 kali lipat. Indonesia memiliki 4.529 PTS, sementara Tiongkok hanya memiliki 2.824 kampus. Meski banyak PTS, namun APK Indonesia hanya 31,5 persen. Padahal Malaysia saja 38 persen, Singapura 78 persen, dan Korea Selatan mencapai 98,3 persen.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top