Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Warga

Perguruan Tinggi Bertugas Meluruskan Kekeliruan Isu Vaksin

Foto : istimewa

Direktur Operasi PT Biofarma, M. Rahman Roestan

A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Perguruan tinggi harus meluruskan kekeliruan isu terkait vaksin. Pada masa pandemi Covid-19 ini, banyak isu tidak benar di masyarakat mengenai vaksin. Demikian pandangan Direktur Operasi PT Biofarma, M. Rahman Roestan, dalam kuliah umum Upaya Penanganan Pandemi melalui Kerja Sama Perguruan Tinggi dan Industri, di Bandung, Sabtu (26/3).

"Menghadapi tantangan kesehatan itu tidak mudah. Salah satunya ketika mengajak orang sehat untuk divaksinasi. Ini membutuhkan bantuan teman-teman dari komunikasi," ujarnya. Dia menambahkan, peningkatan layanan kesehatan tidak hanya menjadi tugas satu rumpun keilmuan saja.

Alumnus Universitas Padjadjaran tersebut menyatakan banyak orang sehat yang enggan divaksinasi influenza karena harganya yang mahal. Padahal, efektivitas dan efikasi dari vaksin influenza dapat menciptakan imunitas tubuh dari influenza selama setahun.

"Di sisi lain, dengan biaya yang sama atau mungkin lebih besar dari biaya vaksin influenza, orang dengan mudah menggunakannya untuk kebutuhan lain," jelasnya.

Dia menila vaksin kerap dipertentangkan dengan keyakinan sehingga berakibat munculnya pemahaman keliru. Hasilnya banyak masyarakat Indonsia yang enggan divaksin.

"Kondisi ini memerlukan pendekatan keilmuan lain yang dapat memberikan pemahaman lebih baik dan sederhana mengenai pentingnya vaksinasi," katanya.

Inovasi Kesehatan
Lebih jauh, Rahman mendorong, perguruan tinggi melakukan kegiatan produktif di luar perkuliahan. Menurutnya, salah satu kunci penguatan layanan kesehatan adalah penguatan kolaborasi dengan berbagai elemen, termasuk perguruan tinggi, guna menghasilkan inovasi.

"Riset dan menulis karya ilmiah menjadi aktivitas yang perlu dikerjakan, terutama menuliskan inovasi yang sudah dihasilkan perguruan tinggi. Ini yang jadi pekerjaan rumah bagi Indonesia," tandasnya.

Sementara itu we, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, Kemenkes mendorong pemanfaatan produk inovasi dan teknologi dalam negeri. Hal ini sebagai peluang dan investasi jangka panjang dalam rangka meningkatkan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Menkes berharap ekosistem pentahelix untuk inovasi kesehatan digital di berbagai daerah semakin kuat. Harus ada kolaborasi antara pemerintah, industri, perguruan tinggi, masyarakat, dan media.

"Melalui regulator yang telah disusun oleh Kemenkes diharapkan dapat menjembatani kebutuhan pengembangan inovasi dan memberikan jaminan kepada investor yang ingin berinvestasi," ucapnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top