Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perempuan Tak Lagi Berbudi Lembut

A   A   A   Pengaturan Font

Para netizen minta pelaku-pelaku diadili. Sebab, tindakan mereka sudah benar-benar di luar batas. Apalagi korban hanya tempat pelampiasan. Sebab sasaran sesungguhnya adalah sepupu Audrey. Kasus ini dilatarbelakangi kisah asmara, di mana salah satu pelaku adalah mantan pacar pria yang kini berpacaran dengan sepupu Audrey.

Melihat penderitaan korban, netizen marah dan beramai-ramai menggalakkan dukungan agar korban mendapat keadilan. Netizen tidak terima alasan pelaku dan korban sama-sama di bawah umur, sehingga akan diselesaikan secara damai. Netizen tegas-tegas mendesak para pelaku dihukum karena perbuatan ketiganya tak pantas dilakukan para wanita berstatus pelajar.

Banyak kasus kekerasan dilakukan siswi-siswi dan peristiwanya semakin marak. Lihat saja pada Juli 2018, muncul video duel siswi Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Perkelahian di lapangan terbuka itu viral di media sosial. Maret 2018 juga muncul video kekerasan dua gadis belia di Bandar Lampung. Dalam rekaman video terlihat salah seorang di antaranya masih mengenakan seragam sekolah.

Kemudian, video empat siswi SMP Belitung Timur berkelahi di pantai pada Oktober 2018. Januari lalu juga terjadi perkelahian antarsiswi di Merangin, Jambi. Video amatir merekam perkelahian dua siswi SMP di Kabupaten Merangin, Jambi, hanya karena saling mengejek di sekolah.

Jadi, kasus-kasus perkelahian atau kekerasan antarsiswi sekolah harus menjadi perhatian serius Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dulu, sangat jarang ada pelajar perempuan berkelahi. Tapi kini, rupaya "emansipasi" itu telah salah arah. Kaum wanita ikut-ikutan kaum pria, suka berkelahi. Emosi perempuan tak lagi dapat diredam, tapi diwujudkan dengan kekerasan fisik. Di mana kesalahan pendidikan karakter ini, sehingga perempuan gemar berkelahi? Jawablah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan!

Komentar

Komentar
()

Top