Perempuan Sukses Perlu Keseimbangan Emosional
Keseimbangan antara kerja dan keluarga juga penting bagi perempuan. Karier gemilang perempuan ada saat lajang dan baru menikah. Menginjak usia 30 -45 tahun, lumrahnya karier banyak kendala keluarga. Seperti pelari maraton, perempuan karier harus pintar mengatur stamina dan tekanan psikologis. Yang harus dilakukan menentukan keinginan utama keluarga, karier, dan kehidupan sosial. "Ketika memiliki kejelasan keinginan, akan lebih mudah mengatur waktu dan prioritas (hlm 108)," tambahnya.
Prioritas tersebut dikomunikasikan dengan keluarga sehingga suami bisa paham dan berbagi peran. Dengan begitu, pekerjaan yang secara kultural dibebankan kepada perempuan seperti menyiapkan makanan, berbelanja, atau menjaga anak untuk beberapa kesempatan bisa dikerjakan suami.
Lingkungan kondusif juga menyokong karier perempuan. Kebanyakan pimpinan dalam organisasi di berbagai level adalah laki-laki. Mereka menggunakan ukuran pria untuk menilai perempuan. Ketika perempuan sering kali melibatkan tim untuk mengambil keputusan, bukan secara personal decision maker seperti umumnya laki-laki, lalu dianggapnya kinerja perempuan tidak decisive. Perbedaan style, misalnya, perempuan tidak setegas laki-laki, terlalu emosional dan perbedaan lainnya juga menjadi alasan untuk tidak memercayakan satu amanat kepada mereka. Selain itu, ada kecenderungan melindungi perempuan dari pekerjaan yang dianggap berat sehingga justru membatasi untuk maju (hlm 101).
Buku ini tidak hanya menyajikan profil sepuluh perempuan sukses Indonesia, namun juga perjuangan, strategi, dan usaha memberi ruang kondusif wanita turut aktif membangun bangsa. Mereka percaya adagium Eleanor Roosevelt, "A woman is like a tea bag. You can't tell how strong she is untill you put her in hot water."
Diresensi Redy Ismanto, Mahasiswa Pascasarjana Unesa Surabaya
Komentar
()Muat lainnya