Perempuan Sukses Perlu Keseimbangan Emosional
ISBN : 978-879- 433-954-1
Buku ini berawal dari minimnya kaum perempuan Indonesia menduduki karier gemilang baik di sektor pemerintahan ataupun bisnis. Dari 34 menteri Kabinet Kerja Jokowi, delapan di antaranya perempuan atau 23,5 persen. Dalam jajaran anggotan dewan yang berjumlah 560 untuk masa jabatan 2014-2019, perempuan 17,3 persen atau 97 kursi.
Di korporasi Amerika, pada tahap awal penerimaan, jumlah perempuan mencapai 53 persen, lalu menjadi 37 persen pada tingkat manajemen menengah. Ada 26 persen pada level manajemen senior dan 14 persen eksekutif. Sisanya, hanya 3 persen di level CEO. "Rupanya, semakin ke atas tambah kecil jumlah perempuan," kata Betti (hlm 11).
Potensi perempuan sebenarnya kompetitif, contohnya rata-rata kemampuan akademis masahasiswa ITB. Dari 1.493 mahasiswa 2015-2016 sebanyak 40,54 persen perempuan. Padahal, sebagian besar program studinya sains dan teknologi. Dari 349 sarjana yang lulus cum laude, 146 di antaranya atau 41 persen perempuan. Di tingkat doktoral dari 19 yang lulus cum laude, 11 di antaranya perempuan.
Berbeda dengan dunia korporasi, jumlah perempuan semakin kecil pada level tinggi, di dunia akademis, tambah tinggi levelnya, angka wanita banyak. Kemudian dari riset terhadap 10 perempuan Indonesia yang sukses besar menjadi CEO, diketahui bahwa banyak perempuan gagal meniti karier karena tidak memiliki keseimbangan emosional. Perempuan memang emosional dalam menghadapi setiap persoalan. "Perempuan harus bisa menjaga hati agar tetap seimbang dan mengupayakan kondisi jangan terlalu dalam bersikap," kata Mira Amahorseya, CEO PT Sarinah (hlm 106).
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya