Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Pembangunan

Perekonomian Tiongkok Terus Tumbuh

Foto : AFP/CHINA OUT

Seorang perempuan bekerja di mesin untuk memproduksi sutra di pabrik sutra di Kota Chongqing, Tiongkok, Senin (29/7).

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Output ekonomi Tiongkok terus mencatat pertumbuhan pada Juli 2024 seiring prospek bisnis yang tetap optimistis. Namun demikian, sejumlah faktor musiman termasuk gelombang panas dan banjir sedikit menghambat ekspansi tersebut.

Menurut indeks manajer pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) yang dirilis pada hari Rabu (31/7) oleh Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) Tiongkok, indeks output PMI komposit tercatat di angka 50,2 pada bulan ini, turun tipis dari 50,5 pada Juni.

PMI sektor manufaktur turun menjadi 49,4, sementara PMI untuk sektor jasa dan konstruksi turun menjadi 50,2. Angka PMI di atas 50 mengindikasikan ekspansi, sedangkan angka di bawah 50 mencerminkan kontraksi.

Mengomentari data tersebut, seperti dikutip dari Antara, ahli statistik senior NBS, Zhao Qinghe mengatakan aktivitas bisnis mengalami perlambatan ekspansi.

Sektor manufaktur mencatatkan iklim bisnis yang sedikit lebih rendah karena sejumlah faktor yang tidak menguntungkan termasuk periode sepi yang biasa terjadi, permintaan pasar yang tidak mencukupi, dan kondisi cuaca ekstrem seraya menambahkan bahwa suhu tinggi dan banjir juga menghambat sektor konstruksi.

Prospek Positif

Menurut data tersebut, terlepas dari hambatan yang ada, sebagian besar perusahaan masih memiliki prospek positif terhadap tren pasar.

Subindeks ekspektasi bisnis berada di angka 53,1, 56,6, dan 52,9 masing-masing untuk perusahaan manufaktur, penyedia layanan, dan konstruksi. Secara khusus, sektor farmasi, perkeretaapian, perlengkapan kapal dan dirgantara, serta mesin listrik menunjukkan indeks ekspektasi di angka 57 atau lebih, mengindikasikan optimisme yang kuat.

Sementara itu, nilai tambah dari industri baru, format bisnis baru, dan model bisnis baru, yang dijuluki sebagai ekonomi "tiga baru", memberikan kontribusi lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun lalu.

Data Biro Statistik Nasional Tiongkok yang dipublikasikan Selasa (30/7) menyebut ketiga pendorong pertumbuhan baru tersebut menyumbang 17,73 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok tahun lalu atau naik 0,37 poin persentase dari tahun sebelumnya.

Jika dihitung dengan harga saat ini, menurut NBS, nilai tambah dari ketiga pendorong pertumbuhan baru tersebut adalah sekitar 22,35 triliun yuan atau sekitar 3,13 triliun dollar AS pada tahun lalu, tumbuh 6,4 persen dari tahun sebelumnya.

Industri baru melibatkan penerapan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) baru serta teknologi baru untuk membentuk skala tertentu dalam aktivitas ekonomi baru.

Format bisnis baru melibatkan tautan baru, mata rantai baru, dan bentuk-bentuk aktivitas baru yang berasal dari industri dan bidang yang sudah ada, dengan inovasi dan penerapan teknologi sebagai pendorong utama.

Model bisnis baru melibatkan integrasi dan penataan ulang berbagai elemen operasi perusahaan demi mencapai target nilai pelanggan (customer value) dan laba yang berkelanjutan, sehingga membentuk cara operasi bisnis yang efisien dan kompetitif.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top