Perekonomian Italia Diambang Kehancuran Karena Korona

Di Guanzate, sebuah kota di Italia yang dekat dengan perbatasan Swiss, Sergio Tamborini terpaksa harus menentang prosedur keamanan kesehatan yang menjadi ancaman bagi bisnis tekstilnya.

"Hal termudah adalah dengan membuat seluruh dunia terkunci, tapi saya memutuskan untuk melawan. Saatnya melawan, kami sedang berperang," ujar Tamborini.

Pabrik tekstilnya Ratti Spa, bekerja sama dengan merek-merek besar ternama, dan memproduksi lebih dari 4 juta meter kain setahun, dengan angka ekspor mencapai sekitar 80 persen dari total penjualan. Namun Ratti Spa terletak di Lombardy, bagian dari Italia yang terdampak paling buruk oleh wabah Covid-19 di Eropa.

Sejauh ini, pemerintah Italia telah memberlakukan pembatasan paling ketat yang dikerahkan di Eropa untuk menahan penyebaran virus. Otoritas memerintahkan orang-orang untuk tinggal di rumah kecuali keluar untuk keadaan darurat atau berhubungan dengan pekerjaan. Bar, restoran, sekolah, universitas, museum, pusat olahraga dan semua pengecer selain apotek dan toko makanan di seluruh negeri telah ditutup. Jarak antara manusia pun harus terpisah minimal satu meter, baik di dalam atau luar ruangan.

Sektor ritel dan grosir negara itu yang mempekerjakan hampir 4 juta orang, menyumbang sekitar 15 persen pekerjaan, dan memberi kontribusi sekitar 12 persen dari produk domestik bruto Italia. Bahkan tanpa penegakan hukum tegas, kontrol ketat dalam pergerakan orang sejak Perang Dunia ke-2 itu akan mengacaukan perekonomian Italia yang sudah lemah, menambah gangguan pasokan seperti yang terjadi pada bisnis tekstil Tamborini, dengan gelombang kejut yang dapat mendorong banyak bisnis kecil Italia ke dasar resesi yang menyakitkan.
Halaman Selanjutnya....