Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemberantasan Narkoba - 70 Jenis Narkotika Jenis Baru Sudah Terdeteksi

Peredaran Narkotika "Online" Harus Dicegah

Foto : Koran Jakarta / teguh raharjo

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat, Sufyan Syarif (kiri) dan Rektor Universitas Sangga Buana Bandung, Asep Affendi, usai deklarasi antinarkoba, di Bandung, Rabu (6/2).

A   A   A   Pengaturan Font

Semua pihak harus memerangi narkoba, apalagi sekarang peredarannya secara online sehingga harus sinergis mencegahnya.

BANDUNG - Peredaran narkotika saat ini sudah menyasar dunia maya atau melalui sistem penjualan online. Untuk itu, guna mencegah peredarannya narkoba secara online ini membutuhkan peran serta semua pihak, khususnya keluarga dan generasi muda.

"Upaya yang ampuh memerangi narkoba itu datang dari keluarga, kemudian RT/RW hingga tertinggi pemerintah. Norma lingkungan harus dijalankan. Itu langkah yang ampuh," kata Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat, Sufyan Syarif, di Bandung, Rabu (6/2).

Sufyan menyampaikan itu pada sosialisasi dan deklarasi melawan narkoba di kampus Universitas Sangga Buana, Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung. Deklarasi ini dihadiri oleh rektor, dosen, mahasiswa, serta sejumlah komunitas dan asosiasi jurnalis di Jawa Barat.

Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat menggandeng sejumlah pihak untuk mendeklarasikan upaya bersama melawan peredaran narkotika di kampus, khususnya kampus swasta. Sufyan mengatakan deklarasi antinarkoba dilakukan di kampus mengingat pengguna narkoba ternyata sebagian besar adalah kalangan anak muda atau milenial.

Usia Produktif

Menurut Sufyan, sasaran sosialisasi dan deklarasi antinarkoba adalah warga usia produktif, antara lain mahasiswa. Sekarang sudah muncul 70 jenis narkotika baru yang sudah terdeteksi dan akan diatur dalam undang-undang. "Sudah ada 70 jenis narkotika jenis baru. Ini semakin masif. Bahkan ada tanaman mirip ganja, tapi bukan ganja, ditemukan di Cianjur. Ini sudah kami deteksi," tegasnya.

Ia menambahkan, Jawa Barat dengan penduduk yang sangat besar, di mana sekitar 60 persen berusia muda atau produktif atau mencapai 20 juta orang, dapat menjadi sasaran empuk bagi bandar narkoba. Karena itu, para generasi muda ini harus dijaga dengan ketegasan moral.

Sementara itu, Rektor Universitas Sangga Buana, Asep Effendi, menambahkan kampus memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga mahasiswanya agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas, khususnya penyalahgunaan narkotika.

"Darurat narkoba harus dilawan dari dalam kampus. Ini tanggung jawab kami sebagai pengelola kampus," tuturnya.

Akademisi dari Universitas Nusa Cendana Kupang, Jhon Tuba Helan, menyatakan peran utama pencegahan peredaran narkoba, termasuk di NTT, adalah keluarga. Orang tua punya peranan penting dalam mengawasi anak-anaknya. Jangan untuk mencegah peredaran obat-obatan terlarang itu diserahkan kepada polisi saja.

Hal ini disampaikan Jhon menanggapi maraknya kasus peredaran narkoba di NTT yang terjadi pada tahun 2018, yang mana lebih banyak masuk melalui jalur laut. Saat ini, NTT memang menjadi tujuan penjualan barang-barang haram itu. Hal itu karena pengawasan di Pulau Jawa dan Sumatera lebih ketat dibandingkan dengan NTT.

Oleh karena itu, menurut Jhon, pengawasan harus diperketat, terutama di jalur laut hingga pelabuhan. Keamanan di pelabuhan tak secanggih di darat dan melalui udara. "Saya rasa sistem pengamanan kita harus diperketat, khususnya di pelabuhan-pelabuhan yang menjadi pintu masuk narkoba dan sejenisnya," tutur dia.

Peredaran minuman beralkohol lebih mudah ditemukan, sedangkan terhadap peredaran narkoba tentu akan lebih sulit untuk ditemukan. Pencegahan peredaran narkoba tidak cukup hanya mengandalkan peranan aparat yang berwenang dengan berbagai perangkat atau peralatan deteksinya.

tgh/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top