![Percepat Pembangunan EBT](https://koran-jakarta.com/images/article/phpdk_2sl_resized.jpg)
Percepat Pembangunan EBT
![Percepat Pembangunan EBT](https://koran-jakarta.com/images/article/phpdk_2sl_resized.jpg)
Sebelumnya, ekonom senior Indef, Faisal Basri, mengingatkan agar Indonesia mewaspadai defisit energi yang diperkirakan sudah di depan mata. Laju defisit energi akan semakin cepat jika tidak ada upaya untuk menahannya. Bahkan, defisit energi bisa mencapai 80 miliar dollar AS atau tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2040.
"Mulai 2021 diperkirakan kita sudah mengalami defisit energi. Defisit energi akan mengakselerasi jika kita tidak melakukan apa-apa," ujar Faisal, Minggu (28/7). Defisit itu disebabkan dua faktor. Pertama, pertumbuhan konsumsi energi cukup tinggi, mencapai 4,9 persen tahun lalu dengan pertumbuhan penduduk masih di atas satu persen.
Kedua, produksi energi, terutama minyak dan gas (migas), turun secara konsisten. Menurut Faisal, saat ini neraca energi Indonesia masih surplus karena ditolong batu bara. Tahun lalu, ekspor batu bara mencapai 20,6 miliar dollar AS, sehingga transaksi energi secara keseluruhan masih surplus 8,2 miliar dollar AS.
Namun, khusus di sektor migas, neracanya defisit sejak 2012. "Sejak 2013, kita mengalami defisit minyak mentah. Artinya sejak 2013, impor minyak mentah lebih besar dari ekspor minyak mentah," papar Faisal.
Komentar
()Muat lainnya