![Perbankan Masih Enggan Turunkan Marjin Bunga](https://koran-jakarta.com/images/article/perbankan-masih-enggan-turunkan-marjin-bunga-230825005139.jpg)
Perbankan Masih Enggan Turunkan Marjin Bunga
![Perbankan Masih Enggan Turunkan Marjin Bunga](https://koran-jakarta.com/images/article/perbankan-masih-enggan-turunkan-marjin-bunga-230825005139.jpg)
Diminta terpisah, pengamat ekonomi dari STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko, menyayangkan disparitas yang tinggi antara bunga simpanan dan bunga kredit. Padahal, Indonesia sangat memerlukan kerja perbankan yang out of the box untuk mendongkrak ekonomi yang tertekan oleh situasi dunia pascapandemi. Apalagi, perbankan di Indonesia sudah banyak mendapat bantuan dari negara ketika krisis terjadi. Semua bantuan itu tentu menggunakan uang rakyat.
"Semua tahu saat krisis 1998, saat bank kolaps, semua ditolong oleh uang rakyat. Dalam situasi bisnis perbankan maju, semestinya kan benar-benar menjadi perangkat inklusi keuangan. Nah dengan disparitas tinggi, yang punya uang malas nabung, yang harusnya dapat kredit dan eskalasi bisnis malah jadi terhambat," papar Aditya.
Perbankan sesuai regulasi BI memiliki peran mendorong keuangan inklusif yang fungsinya untuk memotong kesenjangan ekonomi. Dengan disparitas tinggi yang paling memerlukan kredit yakni UMKM akan makin tertinggal dalam peluang ekonomi.
Hal penting yang perlu dicatat bahwa tujuan perbankan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, investasi, dan kesejahteraan rakyat. Prinsip-prinsip perbankan yang harus diperhatikan tecermin dalam berbagai regulasi dan pedoman di Indonesia, di antaranya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (UU Perbankan) yang memuat tata kelola yang baik, transparansi, dan tanggung jawab sosial perbankan.
"Efisienkan kerja perbankan kita sehingga bunga kredit bisa ditekan. Tanggung jawab perbankan itu besar, tidak bisa hanya mencari untung sebesar-besarnya untuk share holders. Kalau ada masalah, negara juga yang akan turun tangan membantu," tandas Aditya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya