Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan AS - Trump Ancam Kenakan Pajak Impor Mobil dari Eropa

Perang Dagang Momentum Naikkan Daya Saing Indonesia

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

>>Indonesia dengan keterbatasan variasi produk ekspor akan terimbas jika tak berbenah.

>> Terlambat antisipasi perang dagang, ancaman RI dijadikan target pasar tak terelakkan.

JAKARTA - Indonesia semestinya bisa memanfaatkan momentum perang dagang yang dipicu oleh kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk meningkatkan daya saing global. Misalnya, apabila AS menolak produk asal Eropa atau negara lain, dan berniat memproduksi sendiri maka Indonesia bisa berperan dengan menjadi rantai suplai (supply chain) bahan bakunya.

"Sementara dengan Eropa kita bisa mengajak kerja sama dan berinvestasi di Indonesia. Selain kita mendapatkan transfer teknologi, diharapkan daya saing kita meningkat," kata ekonom Indef, Achmad Heri Firdaus, di Jakarta, Minggu (4/3). Dia menegaskan apabila terlambat mengantisipasi fenomena perang dagang itu maka ancaman Indonesia dijadikan target pasar pun tak terelakkan.

Apalagi, keberagaman tingkat sosial dan pesatnya pertumbuhan kelas menengah masyarakat Indonesia dinilai menjadi sebuah kelebihan bagi negara eksportir. Di samping itu, lanjut Heri, apabila AS benar-benar menolak produk Eropa, maka pangsa pasar dari benua itu bakal menyusut sehingga mereka akan gencar mencari pasar potensial yang baru.

"Indonesia itu negara dengan penduduk dari berbagai latar belakang. Dari yang terkaya hingga paling miskin. Makanya, Indonesia bisa menjadi target pasar bagi negara mana pun," tukas Heri. Ekonom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Achmad Ma'ruf, menambahkan perang dagang akan memicu serangkaian aksi balasan yang makin menyulitkan perdagangan luar negeri.

Oleh karena itu, Indonesia dengan keterbatasan variasi produk dan pasar ekspor akan terkena imbasnya jika tidak segera berbenah. "Imbas pertama di soal perdagangan. Sudah sejak 1990-an kita bicara daya saing, ini saatnya langkah konkret agar kita punya bargaining position. Di saat perang, yang paling untung adalah dia yang memiliki posisi tawar pada semua raksasa dunia itu," tegas dia.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Eko S, Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top