Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Perang Dagang Makin Meluas

Foto : ANTARA/ REUTERS/Dado Ruvic.

Arsip: Bendera Inggris dan ponsel dengan logo Huawei dan jaringan 5G terlihat pada papan induk PC dalam gambar ilustrasi ini yang diambil pada 29 Januari 2020.

A   A   A   Pengaturan Font

Perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok bakal berkobar lagi dan makin meluas. Kini, Amerika Serikat menambah, memasukkan 11 perusahaan Tiongkok dalam daftar hitam. Ini merupakan ketiga kalinya Amerika Serikat memasukkan sejumlah perusahaan asal Tiongkok ke dalam daftar hitam.

Beberapa perusahaan yang masuk dalam ke daftar hitam itu adalah KTK Group Co, Tanyuan Technology Co, Esquel Textile Co, Nanchang O-Film Tech, dan lain-lain. Sampai saat ini, Nanchang masih terdaftar sebagai pemasok komponen untuk perusahaan teknologi terkemuka Amerika Serikat, seperti Apple, Amazon, Dell, bahkan Microsoft.

Ke-11 perusahaan Tiongkok tersebut dituding melakukan penahanan secara sewenang-wenang, kerja paksa, bahkan sampai pengumpulan data biometrik dan analisis genetika. Parahnya lagi, target utama dari aktivitas itu adalah warga muslim Uighur dan kelompok minoritas lainnya yang ada di Tiongkok.

Atas perlakuan tersebut, Amerika Serikat melakukanpembatasan pada sejumlah produk teknologi Amerika Serikat yang memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan-perusahaan asal negeri tembok raksasa tersebut. Perusahaan-perusahaan yang masuk daftar hitam tersebut tidak dapat membeli komponen atau barang dari perusahaan asal Amerika Serikat tanpa persetujuan pemerintahan Presiden Donald Trump. Perusahaan-perusahaan Tiongkok itu juga tidak bisa menjual barangnya ke Amerika Serikat.

Perusahaan-perusahaan Tiongkok, termasuk Huawei, makin terjepit dan terjebak dalam perseteruan perang dagang ini. Demikian juga sebaliknya. Kini, Tiongkok tengah mempertimbangkan melakukan pembalasan bila Uni Eropa mengikuti jejak Amerika Serikat dan Inggris melarang Huawei Technologies dari proyek 5G di negara-negara mereka. Tiongkok tengah membidik perusahaan telekomunikasi Nokia dan Ericsson. Produsen alat telekomunikasi Ericsson dari Swedia dan Nokia dari Finlandia merupakan di antara penerima manfaat paling cepat atas kampanye yang dipimpin AS melawan Huawei.

Kementerian Perdagangan Tiongkok sedang mencari kontrol ekspor yang akan mencegah Nokia dan Ericsson mengirim produk yang dibuatnya di Tiongkok ke negara lain. Pembalasan itu akan menjadi skenario terburuk yang akan digunakan Beijing jika negara-negara Eropa menyerang pemasok Tiongkok dan melarang mereka dari jaringan 5G.

UE memang sejauh ini tidak merekomendasikan larangan terhadap Huawei, tetapi telah mengeluarkan apa yang disebut "kotak peralatan" standar keamanan yang harus diterapkan oleh negara-negara anggota saat menggunakan pemasok yang dianggap berisiko tinggi untuk membangun jaringan 5G.

Sebelumnya, sudah ada 37 entitias perusahaan Tiongkok yang juga dimasukkan ke dalam daftar hitam Amerika Serikat karena terlibat indikasi penerapan kerja paksa terhadap etnik Uighur dan minoritas lain.

AS pun telah membuat undang-undang yang akan menghukum perusahaan asing di AS yang menerapkan kerja paksa dalam rantai pasokan mereka.

Sejak tahun lalu, perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat memang terus memanas. Kampanye saling blokir terus digaungkan masing-masing negara. AS mulai memblokir produk-produk Huawei. Bahkan, Huawei kehilangan dukungan sistem dari Google akibat keputusan ini. Di sisi lain, masyarakat Tiongkok juga sempat menyerukan kampanye "Boycott Apple" sebagai balasannya. Meskipun demikian, Apple masih tetap meneruskan produksinya di Tiongkok.

Perang dagang dengan Amerika Serikat ini memang sangat berpengaruh terhadap perusahaan-perusahaan di Tiongkok. Aktivitas pabrik diTiongkat dikabarkan menyusut. Pemerintah Tiongkok terpaksa memperbanyak stimulus ekonomi guna menangkal dampak dari perang dagang ini. Meski data ekspor dan keuntungan industri sedikit lebih baik, meningkatnya tarif dagang yang dilakukan Amerika Serikat memicu kekhawatiran terhambatnya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan risiko resesi global. ν

Komentar

Komentar
()

Top