Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan AS-Tiongkok

Perang Dagang Dikhawatirkan Picu Krisis Global

Foto : AFP/ STR /China OUT

Ekspor-Impor Turun - Aktivitas kapal kargo di Nantong, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, beberapa waktu lalu. Perang dagang menurunkan kegiatan ekspor-impor AS-Tiongkok .

A   A   A   Pengaturan Font

HONG KONG - Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang kian memanas bisa memicu krisis ekonomi global.

Bahkan, sejumlah eksekutif perusahaan mulai khawatir dampak yang ditimbulkan dari perseteruan kedua negara tersebut "Dampaknya tidak bagus bagi kami, apalagi jika perang dagang memicu krisis ekonomi global.

Hal ini bisa saja terjadi," kata mantan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Singapura, George Yeo, di Hong Kong, seperti dikutip sejumlah media, Minggu (9/2).

Yeo kini menjadi eksekutif perusahaan Kerry Logistics Network yang berpusat di Hong Kong. Dia menuturkan, perusahaannya diuntungkan dalam jangka pendek karena ada konflik tarif antara AS dan Tiongkok.

Kalangan bisnis mempercepat pengiriman dan mengalihkan perdagangan maupun investasi guna menghindari dampak tarif. "Kinerja keuangan perusahaan kami pun terdongkrak.

Namun, semua itu hanya terjadi sementara," ujarnya. Selain perang dagang antara AS dan Tiongkok, sejumlah kalangan juga khawatir dengan sikap Presiden AS, Donald Trump, baru-baru ini yang mengancam bakal mencabut keanggotaan AS dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Kondisi ini akan menyebabkan kekhawatiran di mana-mana," ujarnya. Menurut Yeo, meski dia tak memandang krisis global kemungkinan bakal benar terjadi, dia menekankan bahwa kalangan bisnis mulai khawatir tentang ekonomi global.

Yeo menyebut kenaikan suku bunga di Argentina secara drastis adalah sebuah contoh kekhawatiran. "Hal-hal seperti ini dapat menyebar sangat cepat," ungkapnya.

Mesti Memilih

Dia juga mengatakan ketidakpastian terkait perang dagang AS-Tiongkok memaksa kalangan bisnis membuat pilihan, semisal terkait lokasi pendirian pabrik baru.

"Apakah Anda akan membangun di Tiongkok atau di Asia Tenggara," imbuh Yeo, yang juga mengatakan pertimbangan ini berlaku baik bagi perusahaan multinasional Tiongkok maupun lainnya.

Yeo meyakini Tiongkok akan mengakomodir AS untuk menyusun solusi terkait pertikaian perdagangan. Namun, solusi ini harus dirundingkan oleh Trump dan Presiden Xi Jinping.

Sementara itu, jurnal Partai Komunis Tiongkok melaporkan negeri Tirai Bambu kemungkinan mengalami kesulitan jangka pendek, seperti dampak negatif terhadap stabilitas finansial akibat perang dagang dengan AS, meski tetap optimistis terhadap tren pertumbuhan ekonomi.

Artikel opini jurnal ideologi Partai Komunis, Qiushi, atau mencari kebenaran, yang terbit Sabtu (1/9), memperingatkan bahwa perang dagang dan ekonomi antara Washington dan Beijing bisa mengancam pertumbuhan ekonomi Tiongkok,

stabilitas finansial, perdagangan, dan investasi, lapangan kerja dan kesejahteraan rakyat, terutama di sektor industri yang terkena kebijakan tarif AS. AFP/Ant/SB/AR-2

Penulis : AFP, Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top