Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Global

Perang Dagang Bikin Ekspor Tiongkok Jadi Suram

Foto : SAUL LOEB/AFP

PRODUK TIONGKOK - Produk elektronik buatan Tiongkok rumah tangga di sebuah toko di Washington DC, beberapa waktu lalu. Akibat perang dagang, produk-produk buatan Tiongkok menjadi berkurang di pasaran Amerika.

A   A   A   Pengaturan Font

HONG KONG - Perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) dan perlambatan ekonomi global telah menimbulkan kerugian dan membawa industri-industri raksasa Tiongkok ke bulan paling suram dalam tiga tahun terakhir.

Data pemerintah yang dirilis pekan lalu, ekspor Tiongkok pada Februari anjlok 21 persen dibanding tahun sebelumnya. Kondisi ini merupakan kinerja bulanan terlemah sejak Februari 2016, dan jauh lebih buruk dari perkiraan para ekonom.

Tarif impor AS yang diberlakukan sejak tahun lalu dengan nilai 250 miliar dollar AS pada produk-produk Tiongkok telah memakan korban. Nilai barang yang dikirim ke Amerika Serikat turun tajam dibanding negara yang menjadi pasar utama Tiongkok lainnya. "Tarif AS telah menjadi hambatan yang nyata pada ekspor," kata pakar ekonomi Tiongkok dari Capital Economics, Julian Evans-Pritchard, seperti dikutip CNN, Sabtu (9/3).

Menurutnya, upaya AS dan Tiongkok mengakhiri perang dagang hanya sebagian dari masalah yang ada. "Kemerosotan ekspor Tiongkok memberikan bukti lebih lanjut bahwa permintaan global sedang mendingin. Jika kedua pemerintah bisa menyelesaikan kesepakatan perdagangan, prospek ekspor tetap suram," ujar Evans-Pritchard.

Penurunan ekspor Februari mengikuti rebound tak terduga pada Januari, yang oleh para ekonom dialami oleh perusahaan-perusahaan yang berusaha memenuhi pesanan menjelang libur Tahun Baru Imlek di awal Februari. Tetapi, meskipun hal itu turut diperhitungkan, kinerja ekspor selama dua bulan masih tergolong lemah.

Perlambatan Global

Situasi sulit diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang, karena permintaan dari pasar utama lain seperti Eropa ikut melemah. Sebab, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan turun tahun ini, sementara Bank Sentral Eropa (ECB) memperingatkan investor akan terjadi pengurangan yang cukup besar dalam laju ekspansi ekonomi. Hal itu mendorong bank sentral tersebut mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah untuk masa mendatang, dan akan mengumumkan pinjaman murah baru bagi bank untuk mencoba menopang pertumbuhan.

Ekspor Tiongkok juga diperkirakan semakin babak belur karena perusahaan-perusahaan mulai memindahkan rantai pasokan dari luar Tiongkok untuk menghindari sanksi tarif AS.

"Ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah mendorong beberapa perusahaan untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko semacam itu," kata ekonom ANZ, Raymond Yeung.

Angka-angka ekspor yang suram merupakan pertanda baru dari masalah yang menimpa perekonomian Tiongko. CNN/SB/AR-2

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top