Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penyimpangan Distribusi Gula Rafinasi Mesti Disetop

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut Masyhuri, pengawasan pada pasar e-lelang sudah lebh baik daripada sistem kontrak b to b. tetapi karena pasar e-lelang sudah dihentikan, model pengawasan bisa dilanjutkan dengan metoda B to B.

Agar tidak terjadi perembesan gula rafinasi ke pasar rumah tangga maka yang harus dilakukan adalah pengawasan yang lebih baik dari sebelumnya saat masih diberlakukannya pemasaran lewat pasar e-lelang. Selain itu, ia juga mengharapkan pemerintah perlu memikirkan akses usaha kecil dan menengah dalam melaksankan kontrak B to B dengan industri gula rafinasi.

Seperti diketahui kebutuhan akan gula konsumsi (gula putih) dan rafinasi mencapai 6,8 juta ton per tahun sementara produksi gula hanya mencapai 2,1 juta ton per tahun. Dari kebutuhan 6,8 juta ton tersebut, diperkirakan 3 juta ton untuk gula konsumsi dan sisanya gula rafinasi. Kebutuhan akan gula rafinasi untuk memenuhi industri makanan dan minuman yang dipasok oleh 11 pabrik gula rafinasi.

Dalam jangka panjang Masyhuri mengatakan pemerintah mesti memikirkan integrasi pasar GKR dan GKP. Untuk menuju ke situ diperlukan dukungan terhadap industri GKP tanah air sehingga harga bisa bersaing. Di awal bisa dengan dubsidi harga hingga pembaruan pabrik sehingga lebih produktif dan pada gilirannya bisa bersaing.

YK/AR-2

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top