Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kecelakaan Transportasi I Polisi Investigasi Insiden LRT Jabotabek

Penyelidikan Tabrakan TransJakarta Harus Transparan

Foto : Koran Jakarta/John Abimanyu

Kondisi bus TransJakarta yang mengalami kecelakaan di Cawang, Jakarta, Senin (25/10/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

Penyelidikan tabrakan Tranjakarta harus terbuka dan tuntas, apakah ­human ­error, pemeliharaan yang dikurangi, faktor SDM, ­pengaruh narkoba atau lainnya.

JAKARTA - Penyelidikan tabrakan dua bus TransJakarta yang menyebabkan dua orang meninggal dunia dan 37 orang luka-luka di di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, harus dilakukan secara transparan sehingga publik mengetahui penyebabnya.
"Jadi harus terbuka dan tuntas, diusut penyebabnya apakah ada pemeliharaan bus yang dikurangi, apakah ada faktor manajemen sumber daya yang harus diperketat termasuk tes narkoba rutin dan solusi ke depannya bagaimana?," kata Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak di Jakarta, Senin (25/10).
Menurut anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI harus melakukan hal tersebut karena masyarakat harus mendapatkan ketenangan saat menggunakan layanan TransJakarta yang tiap tahun dibekali dengan dana pelayanan publik (public service obligation/PSO) sekitar 3 triliun rupiah dari pajak.
"Sayangnya transparansi pengelolaan, anggaran ,dan penyelesaian permasalahan di Jakarta saat ini sulit diharapkan. Dampaknya masyarakat jadi sulit untuk ikut mengawasi," katanya.
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo menyatakan perisitiwa kecelakaan dua bus TransJakarta di MT Haryono pada pukul 08.45 WIB memakan 37 koran luka-luka dan 2 orang meninggal dunia. Total keseluruhan korban berjumlah 39 orang.
"Kami akan lihat apa ini human error artinya bisa saja sopir ngantuk atau melamun tak konsentrasi atau bisa jadi ini vehicle error artinya kerusakan pada rem misal rem tak fungsi, blong. Kecepatannya karena harusnya jelang halte ada SOP-nya, termasuk kami akan cek kalau misalnya error kenapa human error kenapa dia ngantuk," tutur Sambodo.

"Human Error"
Senada dengan Gilbert, MSCE dan Pengamat Perkotaan dan Transportasi, Yayat Supriatna mengatakan bila ada potensi human error pada kecelakaan bus TransJakarta perlu dievaluasi oleh pihak pengelola. Hal ini untuk memastikan kondisi kesehatan bagi para pengemudi tetap terjaga.
"Potensi human error pertama gini, kasus kecelakaan TransJakarta, kalau hasil penyelidikan polisi menunjukkan tidak ada pengereman atau indikasi sopir kelelahan atau mengantuk itu wajib kita lakukan evaluasi ke depannya sebetulnya," kata Yayat.
Yayat menambahkan bagaimana kondisi kesehatan para pengendara atau driver Tranjakarta, apakah waktu kerjanya itu cukup panjang berapa lama waktu istirahatnya, dan kalau pengen tahu mereka tinggal dimana.
Menurut Yayat, faktor keselamatan dari driver keselamatan dari penumpang menjadi hal yang penting. Dikatakan Yayat, fakor kelelahan itu bisa menjadi hal yang sangat berbahaya.
Sementara itu, polisi masih menyelidiki peristiwa tabrakan kereta ringan lintas rel terpadu (LRT) Jabotabek di daerah Cibubur, Jakarta Timur.
Kepala Seksi Operasional Pemadam Kebakaran Jakarta Timur Gatot Sulaeman nengatakan tabrakan kereta LRT Jabotabek ini diduga tahap uji coba. Selain itu, pihak menerjunakn satu unit rescue. Gatot mengatakan kereta LRT tersebut dalam tahap uji coba.
"Betul terjadi kecelakaan ya," kata Senior Manager CSR dan Stakeholder Relationship PT INKA Bambang Ramadiarto. "Korban hanya satu, masinisnya luka-luka," ucapnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top