Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kasus Evergrande di Tiongkok

Penyaluran Kredit Properti yang Spekulatif Harus Dievaluasi

Foto : Sumber: Bank Indonesia – Litbang KJ/and - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Sebelumnya dalam sebuah video dramatis yang direkam di kota barat daya Kunming, pada Agustus, memperlihatkan skala gelembung properti Tiongkok. Warga yang menonton berteriak kagum ketika apartemen 15 blok bertingkat tinggi dihancurkan oleh 85.000 ledakan terkendali dalam waktu kurang dari satu menit.

Kompleks bangunan yang belum selesai bernama Sunshine City II itu telah kosong sejak 2013, setelah satu pengembang kehabisan uang dan yang lain melakukan kesalahan konstruksi.

"Bekas borok perkotaan yang berdiri selama hampir 10 tahun ini akhirnya menjadi langkah kunci menuju restorasi," kata sebuah artikel di Kunming Daily, setelah pembongkaran.

"Bekas borok perkotaan" seperti itu umum terjadi di seluruh Tiongkok, di mana Evergrande, perusahaan properti yang paling banyak dililit utang di dunia, mengalami krisis likuiditas yang bisa menjadi terminal. Krisis di perusahaan, yang dua tahun lalu menempati peringkat sebagai saham properti paling berharga di dunia, kini jadi sorotan yang cepat karena kekayaan perusahaan sudah mulai terurai dan memperlihatkan kelemahan mendalam dalam model pertumbuhan Tiongkok.

Dari semua drama puncak kehancuran Evergrande, hanyalah gejala dari masalah yang jauh lebih besar. Sektor real estat Tiongkok yang luas, yang menyumbang 29 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara itu, sangat berlebihan sehingga mengancam untuk melepaskan perannya yang sudah berlangsung lama sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Sebaliknya, kini menjadi hambatan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top