Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penurunan Penerimaan Siswa Lulusan Kurikulum Merdeka di SNBP Bisa Lebih Parah

Foto : muhamad marup

Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah,dalam siaran Ngopi Seksi secara daring, Minggu (21/4).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menilai, penurunan penerimaan siswa lulusan Kurikulum Merdeka dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) bisa lebih parah. Pihaknya menerima aduan dari kepala sekolah di Sekolah Penggerak angkatan pertama, khususnya di daerah Jawa Barat.

"Beberapa kepala sekolah mengklaim penurunan mencapai 40% hingga 70% dari tahun sebelumnya. Artinya, data-data yang disampaikan ini juga belum tentu benar, bisa saja lebih parah," ujar Ferdiansyah, dalam siaran Ngopi Seksi secara daring, Minggu (21/4).

Dia menilai, ada perbedaan kurikulum antara sekolah penggerak dan sekolah lainnya masih menggunakan kurikulum 2013 atau K-13. Menurutnya, ada kekhawatiran bahwa dalam proses seleksi, peserta dari sekolah penggerak disamakan dengan sekolah lain.

"Kita perlu verifikasi dan klarifikasi juga. Jangan-jangan ketika ikut ujian SNBP atau ada persyaratan SNBP masih pakai kurikulum 2013. Belum kurikulum Merdeka Belajar," jelasnya.

Ferdiansyah menilai, perlu ada kajian lebih jauh tentang implementasi Kurikulum Merdeka. Menurutnya, kajian yang ada saat ini melalui survei persepsi yang belum merekam kondisi sebenarnya di lapangan.

"Harusnya kalau bisa, sensus saja. Kalau efektivitas dinilai dari hasil belajar, maka asesmen tentang hasil belajar yang berkelanjutan dari proses kurikulum merdeka ini belum dilakukan," terangnya.

Indikator Keberhasilan

Sementara itu, Ketua Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Ganefri, menyebut, SNBP bukan salah satu patokan mengukur keberhasilan Kurikulum Merdeka. Dia memastikan tidak ada diskriminasi penggunaan Kurikulum Merdeka dalam seleksi tersebut.

Dia menyebut, bisa saja mengukur keberhasilan Kurikulum Merdeka melalui SNBT. Selain berbasis tes yang valid dan terukur, soal SNBT sejalan dengan Kurikulum Merdeka.

"Soal SNBT ini memang lebih banyak dan sejalan juga dengan kru-kru merdeka sebenarnya. Karena lebih diutamakan menilai mengukur tingkat penalaran daripada calon siswa itu," katanya.

Ganefri menyebut, tahun ini memang ada beberapa kebijakan baru dari PTN terkait SNBP. Dia menjelaskan, beberapa PTN membuat kebijakan untuk memperluas akses jumlah SLTA yang diterima serta ada penurunan kuota SNBP di beberapa PTN.

"Ada juga beberapa PTN yang diterima dari Sekolah Penggerak, lebih banyak dibandingkan yang diterima tahun yang lalu," ucapnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top