Kamis, 28 Nov 2024, 23:55 WIB

Penting, Tingkatkan Kesadaran Makan Ikan Sebagai Sumber Protein Berkualitas Tinggi

Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, Rudolf Hoeffelman bercengkrama dengan siswa SD saat mengedukasi pentingnya makan ikan sebagai sumber protein dalam mewujudkan ketahanan pangan

Foto: istimewa

JAKARTA- Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) bersama U.S. Soybean Export Council (USSEC) menggelar forum diskusi bertajuk “Indonesia Tilapia Blue Food” dengan tema Sumber Protein untuk Ketahanan Pangan dan Pasar Global di Jakarta, Kamis (28/11). Kegiatan itu sebagai rangkaian peringatan Hari Ikan Nasional yang jatuh pada 21 November 2024. Acara bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ikan sebagai sumber protein berkualitas tinggi yang berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan pasar global.

Sebagai produsen ikan tilapia premium yang berkomitmen pada keberlanjutan, Regal Springs Indonesia melihat pentingnya kolaborasi dalam membangun pemahaman publik mengenai potensi ikan tilapia. 

Produk itu tidak hanya kaya akan protein, tetapi juga menjadi pilihan pangan bernilai gizi tinggi yang mampu mendukung pembangunan sumber daya manusia di Indonesia.

Forum juga menjadi platform untuk bertukar pengetahuan, menggali potensi, dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam industri tilapia, baik secara nasional maupun global. Dengan menghadirkan para pemangku kepentingan utama, acara tersebut diharapkan dapat mendorong sinergi untuk memperkuat peran tilapia dalam sistem pangan dunia.

Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, Rudolf Hoeffelman mengatakan forum itu sebagai upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas gizi generasi mendatang dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi. 

“Ikan tilapia, dengan kandungan protein berkualitas tinggi dan nutrisi penting lainnya, bukan sekadar makanan. Ini adalah fondasi bagi masa depan yang lebih sehat, lebih kuat, dan sumber daya penting untuk membangun generasi emas tahun 2045,” kata Rudolf. 

Ikan tilapia saat ini katanya menjadi salah satu dari komoditas ekspor utama di sektor perikanan yang terus meningkat di Indonesia. “Untuk memenuhi permintaan serta standar pasar internasional itulah kami berkomitmen untuk memastikan produk ikan tilapia kami dibudidayakan dan diproduksi selaras dengan prinsip cara budidaya ikan yang baik,” jelas Rudolf. 

Komoditas Strategis

Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Erwin Dwiyana, menekankan bahwa ikan tilapia menjadi komoditas yang strategis.

“Ikan tilapia menjadi ikan yang paling banyak dibudidayakan di dunia setelah ikan mas. Tidak hanya kaya akan omega dan nutrisi penting lainnya, tetapi juga memberikan kontribusi besar pada pemenuhan gizi masyarakat dan peningkatan devisa negara,” kata Erwin. 

Lebih lanjut, Erwin menjelaskan bahwa serapan ikan tilapia mencapai 1,43 juta ton pada tahun 2023. Sementara ekspor tilapia Indonesia pada tahun yang sama mencapai 11.166 ton dengan nilai 81,77 juta dollar AS. Pertumbuhan nilai ekspor pada periode 2017-2023 mencapai 6,7 persen.

“Untuk menjadi pemain sukses di pasar global, sinergi dan kolaborasi yang solid dari hulu hingga hilir menjadi sangat penting,,” jelas Erwin. 

Direktur Ikan Air Tawar, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautaan dan Perikanan (KKP) Ujang Komarudin mengungkapkan bahwa tilapia saat ini menjadi salah satu dari lima komoditas unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan. 

“Ini adalah peluang besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia, Rokhmin Dahuri mengatakan Indonesia merupakan produsen ikan tilapia terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. “Industri tilapia memiliki multiplier effect yang besar, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Forum itu juga menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas), Food Agriculture Organization (FAO), IPB University, Universitas Sumatera Utara, dan perwakilan industri lainnya. 

Diskusi tersebut diharapkan dapat mendorong sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi untuk memperkuat sektor perikanan Indonesia.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Vitto Budi

Tag Terkait:

Bagikan: