Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penjajah Lebih Takut Bambu Runcing Ketimbang Pistol

Foto : Koran Jakarta / eko sugiarto putro

berganti tema - Lantai bawah Museum Perjuangan Yogyakarta menyimpan koleksi yang berganti tema setiap tahun. Seperti tampak pada Selasa (15/8), tahun ini mengangkat tema “Jejak dr Soetomo dalam Naskah”.

A   A   A   Pengaturan Font

"PR-nya adalah membawa pengunjung ke sini. Kita bersaing dengan mal dan tempat hiburan. Setelah mereka ke sini, tugas kami membuat mereka tak bisa melupakan dan mengajak teman-teman dan keluarga ke sini. Bagaimana membuat museum relevan dengan generasi hari ini. Itu butuh kerja sama kita semua," kata Tria.

Kampung Dewo Bronto adalah salah satu kampung batik penting di Jogja. Sementara Brontokusuman dikenal sebagai penggubah naskah-naskah Mahabharata-Ramayana versi India menjadi versi Jawa yang sangat berbeda dengan versi Jawanya Ronggowarsito di Solo. Sayang, Koran Jakarta tidak melihat ada integrasi ketiganya sebagai satu destinasi yang padu, padahal museum berada di halaman Ndalem Brontokusuman dan tak terpisah dengan rumah-rumah penduduk di sana.

Museum Perjuangan berawal pada 20 Mei 1958. Saat itu, panitia setengah abad kebangkitan nasional DIY yang diketuai Sri Sultan HB IX merasa sejumlah acara yang mereka lakukan untuk mengenang peristiwa penting 20 Mei 1908 masih jauh dari memuaskan. "Mereka merasa perlu membikin sesuatu yang bisa jadi tinggalan generasi mendatang. Diputuskanlah membikin Monumen Setengah Abad Kebangkitan Nasional," ujar Tria.

Sebuah rencana lain jauh sebelumnya, pada 2 Desember 1952 sebenarnya telah bekerja, Panitia Sementara Museum Perjuangan yang mengumpulkan barang-barang yang dipergunakan rakyat Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan. Panitia dipimpin Sri Paku Alam VIII. Pada akhirnya, kedua rencana tersebut dilebur menjadi satu sehingga sampai sekarang lebih dikenal sebagai Museum Perjuangan Yogyakarta.eko sugiarto putro/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top