Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kelompok Radikal -- Mereka yang Ditangkap Bukan Orang Asli Papua

Penindakan Densus Bikin Teroris Alihkan Sasaran ke Pinggiran

Foto : ANTARA/Laily Rahmawaty

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono, memberikan keterangan kepada awak media di Gedung Humas Polri, Jakarta, Senin (7/6).

A   A   A   Pengaturan Font

Kelompok teroris Merauke dan Makassar saling melakukan kontak dengan berbagai platform komunikasi, seperti grup WhatsApp.

JAKARTA - Penindakan intensif dan pencegahan terorisme yang dilakukan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror membuat kelompok teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) bergerak ke penggiran. Mereka mengalihkan sasaran ke daerah pinggir seperti Merauke.
"Secara otomatis saja ketika aktivitas penegakan hukum oleh Densus demikian tinggi, mereka mencoba keluar ke pinggiran," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (7/6).
Brigjen Rusdi menyebutkan terduga teroris yang ditangkap di Merauke terkait dengan kelompok pengajian Villa Mutiara Makassar. Di antara mereka ada yang keluar dari Makassar menuju ke Merauke karena aktivitas penegakan hukum yang tinggi yang dilakukan Densus terhadap kelompok-kelompok teroris Tanah Air.
"Iya, sekali lagi ada kontak di antara mereka itu, karena memang kasus di Merauke itu hasil pengembangan dari Makassar. Jadi Makassar, Balikpapan dan Merauke itu saling ada keterkaitan," kata Brigjen Rusdi.

Pernah Saling Bertemu
Sebanyak 13 orang terduga teroris ditangkap di Merauke, mereka tergabung dalam kelompok JAD yang berbaiat ke ISIS. Menurut Brigjen Rusdi, antara JAD Merauke dan Villa Mutiara Makassar sama-sama pernah mengikuti pengajian dan pernah saling bertemu. "Iya pernah, mereka pernah ketemu," ujar dia.
Selain itu, kelompok itu saling melakukan kontak dengan berbagai platform komunikasi yang ada seperti grup WhatsApp. "Ya tidak hanya itu (grup WA) saja di antara mereka sudah saling bisa kenal orang-orang di Merauke," kata dia.
Rusdi menjelaskan sebanyak 10 terduga teroris ditangkapTim Densus 88 Anti Teror Polri di Merauke, Papua pada Jumat (28/5). Adapun 10 teroris yang ditangkap yakni AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, WS, YK, AP dan IK, dari 10 orang ada pasutri yakni AP dan IK (perempuan).
Penangkapan kembali berlanjut pada Minggu (30/5), Tim Densus 88 Antiteror menangkap satu lagi anggota jaringan teroris Ansharut Daulah di Merauke. Selain di Merauke, polisi juga menangkap satu terduga teroris di wilayah Balikpapan, Kalimatan Timur.
"Hingga hari ini, total terduga teroris yang diamankan di Merauke bertambah menjadi 13 orang," kata Brigjen Rusdi.
Para terduga teroris di Merauke dipastikan bukan orang asli Papua, tetapi orang dari luar Merauke yang sudah lama tinggal di Papua. Mereka diduga mendapat paparan paham radikal saat berada di Merauke, Papua. Kelompok JAD Merauke ini, juga merencakan aksi teror di gereja di Merauke, Polres Merauke dan Satlantas Merauke.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan terduga teroris yang ditangkap di Merauke, sempat mengincar Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi.
Dijelaskan, aparat keamanan bertindak cepat agar meminimalisir penyebaran paham radikalisme yang dilakukan kelompok JAD di Merauke. Aparat keamanan menggandeng Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Merauke membantu menangkal paham radikal yang disebarkan JAD.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top