Penguin Random House Larang Penggunaan Buku untuk Latih Kecerdasan Buatan
Penguin Random House
Foto: Hiroko Masuike/The New York TimesPenguin Random House, penerbit besar, telah mengambil langkah signifikan dengan menambahkan pernyataan baru di halaman hak cipta buku-bukunya untuk melarang penggunaan materi tersebut dalam pelatihan kecerdasan buatan (AI). Dilansir dari Tech Crunch, buku-buku baru serta cetakan ulang dari judul-judul lama kini akan mencantumkan pernyataan yang menyatakan, "Tidak ada bagian dari buku ini yang boleh digunakan atau diperbanyak dengan cara apa pun untuk tujuan pelatihan teknologi atau sistem kecerdasan buatan."
Langkah ini mencerminkan kekhawatiran yang semakin berkembang di kalangan penerbit mengenai penggunaan materi berhak cipta untuk melatih model AI. Saat ini, isu ini tengah diperdebatkan di berbagai pengadilan dalam serangkaian gugatan hukum yang melibatkan banyak penerbit dan perusahaan teknologi. Dengan pembaruan ini, Penguin Random House menjadi penerbit besar pertama yang memperbarui halaman hak cipta untuk mencerminkan kekhawatiran baru ini.
Namun, penting untuk dicatat bahwa langkah ini bukan berarti Penguin Random House sepenuhnya menolak penggunaan AI dalam dunia penerbitan. Pada bulan Agustus, perusahaan ini menguraikan pendekatan awalnya terhadap AI generatif. Mereka menegaskan komitmen untuk melindungi kekayaan intelektual yang dimiliki oleh penulis dan seniman dengan tegas,sekaligus menjanjikan untuk menggunakan alat AI generatif dengan selektif dan bertanggung jawab, di mana mereka melihat kasus yang jelas bahwa alat tersebut dapat membantu mencapai tujuan mereka
Kebijakan ini menunjukkan bahwa meskipun penerbit berusaha melindungi karya-karya yang dilindungi hak cipta, mereka juga menyadari potensi AI untuk meningkatkan efisiensi dan kreativitas dalam proses penerbitan. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi AI telah semakin berkembang dan mulai diterapkan di berbagai industri, termasuk penerbitan. Banyak penerbit yang mulai mempertimbangkan bagaimana AI dapat digunakan untuk mempercepat proses pengeditan, penulisan, dan bahkan pemasaran buku.
Namun, dengan potensi tersebut datang juga tantangan, terutama dalam hal etika dan hak cipta. Beberapa penulis dan penerbit khawatir bahwa penggunaan materi berhak cipta tanpa izin dapat merugikan mereka secara finansial dan kreatif. Oleh karena itu, langkah Penguin Random House untuk memperjelas posisinya mengenai penggunaan AI adalah tindakan yang sangat relevan di tengah kontroversi yang sedang berlangsung.
Pengumuman ini menyoroti perubahan besar yang sedang terjadi di industri penerbitan, di mana penerbit harus menemukan keseimbangan antara inovasi teknologi dan perlindungan hak cipta. Dengan memasukkan pernyataan baru ini, Penguin Random House tidak hanya berusaha melindungi karya-karya mereka, tetapi juga berkontribusi pada diskusi yang lebih luas mengenai penggunaan AI dalam industri kreatif.
Kedepannya, langkah ini mungkin akan mendorong penerbit lain untuk mengikuti jejak yang sama, menciptakan standar baru dalam cara materi berhak cipta diperlakukan dalam konteks teknologi yang terus berkembang. Dalam era di mana AI semakin berperan penting, penerbit dan penulis harus terus beradaptasi dan mencari cara untuk memanfaatkan teknologi tanpa mengorbankan hak dan kepentingan mereka.
Dengan langkah-langkah seperti ini, Penguin Random House menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi tantangan masa depan sambil tetap menghargai dan melindungi karya-karya kreatif yang telah dihasilkan.
Redaktur:
Penulis: Muhammad Ihsan Karim
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 4 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
- 5 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024