Penguatan Karakter melalui Musik Perjuangan
Salah satu peserta pada Festival Keroncong Muda Pilar Indonesia ke-3 yang diselenggarakan oleh Sekolah Pilar Indonesia. Melalui musik keroncong diharapkan anak-anak muda lebih memahami budaya bermusik yang notabene keroncong merupakan musik perjuangan.
"Sangat sulit untuk menarik minat mereka. Tapi kami terus berupaya, dipengajaran kita musik keroncong harus dipadupadankan dengan musik pop kekinian, agar mereka berminat untuk belajar dan mengetahui lebih jauh musik keroncong. Dan saya sadari juga musik keroncong sejauh ini memang belum membudaya di kalangan anak muda, padahal kesenian tradisional ini sangat relevan dengan masa sekarang karena dimungkinkan untuk dimasukan genre musik lain seperti dangdut, rock, campusari dan lain sebagainya," jelas Tinop di sela-sela acara festival keroncong ini. ima/R-1
Kaya Harmonisasi Kebersamaan
Tinop, yang sudah 30 an tahun membina seni musik tradisional di kalangan pelajar ini, menyampaikan biarlah keroncong modern milik anak muda dan keroncong tradisional milik mereka para orang tuanya. "Melalui cara ini, kita bisa menumbuhkan kecintaan terhadap kesenian musik khas ini. Sembari anak-anak menyukai keroncong yang mengaransemen karya Raisa, Tulus, Noah pelan-pelan kita juga menyisipkan karya-karya maestro keroncong Indonesia untuk menguatkan mereka terhadap sejarah musik ini. Dan terbukti mereka juga menyukainya," ceritanya.
Dan manfaatnya begitu nyata, khususnya pada pemgembangan karakter anak, Tinop yang juga mantan wartawan ini menceritakan dalam pengamatannya anak-anak yang ikut belajar kesenian musik keroncong ini, terlihat lebih semangat, tidak mudah menyerah, mudah bersosialisasi terhadap sesama dan cinta lingkungan. "Mereka memiliki karakter kuat, dari belajar seni musik tradisional keroncong yang kaya akan harmonisasi kebersamaan ini," ujarnya.
Komentar
()Muat lainnya