Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Sektor Pertanian I Indonesia Menargetkan Jadi Lumbung Pangan pada 2045

Penggunaan Bibit Unggul Dipacu

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kementerian Pertanian (Kementan) terus fokus mendorong peningkatan produksi demi mengimbangi lonjakan populasi penduduk.

JAKARTA- Pemerintah terus memacu penggunaan benih unggul dan alat mesin pertanian (alsintan) untuk memacu produksi. Selain itu, kebijakan yang menghambat produktivitas terus dievaluasi agar lebih efektif dan memiliki daya dorong.

Sekjen Kementan, Syukur Iwantoro, menyebutkan ke depan konsumsi beras bakal terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi. Untuk itu, Kementan terus mendorong beragam cara untuk mengimbangi permintaan beras.

"Selain benih unggul dan alsintan, kami akan optimalkan pemanfaatan lahan rawa dan lahan kering untuk mengimbangi jumlah penduduk," ungkap Syukur dalam konferensi persnya terkait empat tahun pemerintahan Jokowi-JK, di Jakarta, Rabu (24/10).

Disebutkan Syukur bahwa jumlah rawa di RI sekitar 32 juta hektare (ha) lebih, yang mana sekitar sembilan juta ha di antaranya bisa ditanami padi. Untuk memacu produktivitasnya akan disertakan teknologi untuk mengurangi keasamannya.

Adapun jumlah lahan kering sekitar 40 juta hektare lebih yang mana sekitar sembilan juta hektare di antaranya juga bisa ditanami padi. Untuk memacu produksi serta mengatasai masalah air, Kementan akan membangun embung serta beragam upaya lainnya.

"Dengan upaya-upaya tersebut kita bisa mengejar target menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045," ungkap Syukur.

Kementan menyebutkan bahwa populasi penduduk RI terus meningkat. Pada 2016 saja, misalnya, jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Itu berarti ada peningkatan sekitar 12,8 juta jiwa dari 2013. Dengan tambahan itu perlu ada tambahan beras sekitar 1,7 juta ton. Beruntung harga pangan tidak bergejolak.

Terkendalinya harga pangan membuat inflasi bahan makanan pada tahun 2017 hanya sebesar 1,26 persen jauh lebih rendah dari 2013 yang mencapai 11,35 persen. Inflasi bahan makanan 2017 juga lebih rendah dari inflasi umum yang masih sebesar 3,61 persen.

Menurut Syukur, menurunnya inflasi makanan karena stabilnya harga pangan karena produksi di dalam negeri memadai. Hal itu khususnya pada pangan beras yang kontribusinya terhadap inflasi bahan makanan sangat tinggi.

Memadainya produksi dan laju ekspor produk pertanian juga berpengaruh terhadap produk domestic bruto (PDB) sektor pertanian. Selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK, PDB sektor pertanian terus meningkat. Pada 2013 PDB sektor pertanian hanya 994,8 trilliun rupiah lalu meningkat pada 2017 menjadi 1334,7 triliun dan diperkirakan pada 2018 menjadi 1463,9 trilliun.

Terapkan Teknologi

Demi mendukung peningkatan produksi pertanian, Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (Aspphami) terus melakukan inovasi di sektor usahanya. Sumber daya manusia (SDM) dituntut untuk mengikuti tren industri 4.0

Ketua Umum Aspphami, Boyke Arie Pahlevi, berharap SDM industri pengendalian hama dapat melakukan penyesuaian, dengan cepat melakukan adaptasi dan memiliki kemampuan untuk penerapan teknologi baru.

"Kami mulai menjajaki keterlibatan Information and Communication Teknology (ICT) untuk sektor industri ini. SDM pengendalian hama harus memahami benar material kimia dan pengoperasian alat-alat tertentu dalam proses pemberantasan hama di lapangan," pungkas Boyka. ers/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top