Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Energi

Pengembangan Energi Berkelanjutan Butuh Insentif yang Menarik

Foto : ISTIMEWA

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan sinergi negara dan sektor swasta dapat mempercepat transisi energi dari energi kotor atau yang menghasilkan emisi karbon ke energi berkelanjutan.

Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Haznan Abimanyu, dalam Indonesia-Korea Net-Zero Climate Technology Cooperation Forum 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (17/10), mengatakan negara-negara dengan dukungan swasta dapat mempercepat keberlanjutan energi dengan beralih ke sistem energi yang terjangkau dan andal.

Apalagi di tengah krisis global dan krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan, diperlukan transisi dari ekonomi ekstraktif ke ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sejalan dengan salah satu tujuan utama dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yakni energi yang terjangkau dan bersih.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup, BRIN Nugroho Adi Sasongko mengatakan melalui forum kerja sama dengan Korea, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif dan transisi energi berkelanjutan.

"Indonesia berkesempatan menunjukkan kepada dunia dukungan penuh terhadap transisi energi global melalui strategi riset dan inovasi serta kerja sama proyek dalam mendukung industri berkelanjutan dan pembangunan kewilayahan," kata Nugroho.

Dihubungi terpisah, Rektor Universitas Brawijaya (UB), Malang, Widodo, mengatakan segala upaya termasuk sinergi pemerintah dengan swasta layak dilakukan untuk memacu transisi ke energi terbarukan. Sinergi dapat diarahkan untuk menekan biaya produksi dari berbagai komponen terkait industri energi terbarukan.

"Untuk betul-betul meninggalkan energi fosil, perlu disiapkan banyak hal agar penggunaan solar cell dan baterai semakin murah. Maka penting untuk bersinergi menyiapkan infrastruktur manufaktur dari baterai agar terjangkau," kata Widodo.

Kalau masih terus mengimpor, sulit menghasilkan produk yang harganya kompetitif. Sebab itu, peletakan dasar penelitian atau inovasi ke arah energi bersih menjadi faktor yang penting dengan melibatkan banyak elemen, bukan hanya perguruan tinggi.

Perlu Kolaborasi

Sementara itu, Pengamat Energi Terbarukan (ET), Surya Darma, berharap pemerintah dan swasta semakin sinergis agar bisa mengevaluasi lambatnya pengembangan EBT di Tanah Air.

"Kolaborasi itu penting, pemerintah siapkan regulasi yang mendukung terciptanya iklim investasi EBT yang menarik bagi swasta," kata Surya.

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menarik minat investor ke ET di Indonesia adalah memanfaatkan peluang pengembangan listrik ET dengan kepastian pengembalian terhadap dana investasi yang dikeluarkan.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top