Pengelolaan Limbah Dapat Tekan "Stunting"

JAKARTA - Sistem pengelolaan limbah domestikterintegrasi skala perkotaan atau Jakarta Sewerage System (JSS) yang saat ini dalam tahap pembangunan diharapkan mampu mengatasi persoalanstunting. Harapan ini disampaikan Ketua Komisi D DRPD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, Selasa (1/8).

"Stuntingadalah keprihatinan kita karena air tanah banyak tercemar jutaan bakteri Escherichia coli atau E-coli. Padahal mestinya air tanah cukup dua sampai tiga ribu bakteri saja," kata Ida. Dia menyetujui program yang sedang dilaksanakan ini, terlepas masalah dana dari APBD DKI Jakarta.

Dia minta agar proyek dapat berlanjut karena ke depan akan berdampak sangat baik bagi lingkungan dengan mengurangi limbah domestik maupun pencemaran (kontaminasi) air. Menurutnya, alokasi APBD DKI Jakarta untuk pembangunanjaringan pipa zona prioritas 1 selama 2023-2026 ini mencapai 400 miliar, sedangkan JSSsendiri memiliki 14 zona lokasi.

Ida menambahkan,JSStelah melakukan lelang sejak April 2023 serta pembangunannya sedang berjalan. Salah satunya berlokasi di Waduk Pluit. Selain itu, alasan Ida mendukung sistem JSS ini di Pluit, lantaran air paling tercemar di Ibu Kota berada di Jakarta Utara. Tepatnya di kawasan Pademangan dan Penjaringan. Itu menurut kajian tim penelitian. "Hasil penelitiannya seperti itu. Ada teman yang mengkaji khusus sejak lama. Jadi, ini tidak mengada-ada," tegasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menambahkan bersama Perumda Pengelolaan Air Limbah Jakarta Raya bertugas membangun jaringan pengelolaan air limbah. Ini antara lain melalui proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) dengan nama Jakarta Sewerage System (JSS).
Halaman Selanjutnya....