Pengecer Minta Pertamina Beri Harga Khusus Gas 3 Kg agar Tetap Untung
Warga rela mengantre berjam-jam untuk mendapatkan elpiji/LPG tiga kilogram (kg) di agen resmi kawasan Gandaria Selatan, Jakarta, Selasa (4/2/2025).
Foto: ANTARAJAKARTA – Sejumlah pedagang elpiji eceran di Jakarta Selatan meminta kepada PT Pertamina Patra Niaga untuk memberikan harga khusus jika usahanya diubah menjadi "subpangkalan" demi tetap bisa mendapatkan keuntungan.
"Ya, kami minta harga untuk pedagang pengecer atau subpangkalan dikurangi agak lumayan, supaya kita ada uang lebih untuk bayar kontrakan, untuk makan dan anak sekolah," kata salah satu pengecer, Manisa (57), saat ditemui di agensi elpiji resmi kawasan Gandaria Selatan Jakarta, Selasa (4/2).
Manisa mengatakan itu terkait pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, bahwa pengecer LPG (elpiji) tiga kilogram atau biasa disebut gas melon ini dapat kembali beroperasi pada Selasa ini, namun berganti menjadi subpangkalan.
Dia menegaskan, tidak masalah jika nantinya menjadi subpangkalan, namun hal itu tidak mengurangi keuntungan usaha yang sedang dijalankannya.
Terlebih, keuntungan yang didapatkannya tidak seberapa dan semakin hari semakin banyak pedagang yang juga menjual elpiji secara eceran.
"Semakin hari saingan semakin banyak.Umpama sehari cuma bisa jual lima tabung, saya jual cuma 23 ribu rupiah. Kalau jual lima tabung, untung cuma 15 ribu rupiah," ujarnya.
Kemudian, pedagang lainnya bernama Deni (41) menyetujui jika ada potongan bagi pedagang eceran jika nantinya menjadi subpangkalan. Nantinya harga penjualan akan menyesuaikan.
Menurut dia, pembelinya tidak mengkhawatirkan harga elpiji menjadi naik lantaran jarak yang menjadi penting bagi mereka.
"Warga tak masalah harga elpiji sampai 25 ribu rupiah, yang penting dekat dengan mereka," ujar Deni.
Tunggu agen
Sementara itu, pedagang eceran bernama Yogi (33) menambahkan, dirinya sudah mendaftar menjadi pangkalan, namun masih menunggu mendapatkan agen untuk menyuplai elpiji.
Di sisi lain, lanjut dia, Pertamina menyarankan untuk kembali lagi ke pangkalan demi mengganti nama baru dari pengecer menjadi subpangkalan.
"Jadi, itu bersifat sementara, sampai saya mendapatkan agen. NIK yang sebelumnya sudah mendaftar sebagai pengecer, dapat langsung bertransaksi sebagai subpangkalan," jelas Yogi.
Nantinya, jika sudah mendapatkan agen, usaha Yogi akan menjadi pangkalan resmi dan jumlah tabung yang dijual juga bisa bertambah.
Kemudian, usai menjadi pangkalan resmi, nantinya keuntungan penjualan bisa diambil 10 persen dari alokasi.
Pemerintah memperbolehkan warung dan pengecer untuk kembali berjualan elpiji tiga kg secara eceran dalam upaya memastikan akses yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat.
Adapun tujuan dari pengoperasian kembali pengecer LPG tiga kg ke level pengecer/subpangkalan, yakni untuk menormalkan kembali jalur distribusi gas bersubsidi tersebut.
Namun, sebagai bagian dari upaya perlindungan konsumen, pemerintah mewajibkan para pengecer untuk mendaftarkan diri melalui aplikasi Merchant Apps Pangkalan (MAP), agar terdaftar sebagai subpangkalan resmi.
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 2 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 3 Lestari Moerdijat: Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Inklusif Harus Segera Diwujudkan
- 4 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 5 Majukan Ekosistem Digital Indonesia, Diperlukan Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat