Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pengamat Optimis Garuda Indonesia Dapat Restu Para Kreditur

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sebagai proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Garuda Indonesia akan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menghadapi tahapan pemungutan suara atau voting yang direncanakan pada Jumat (17/6) dan untuk ini para pegamat optimis maskapai plat merah ini akan mendapatkan restu dari para kreditur.

Diungkapkan oleh Pengamat Penerbangan, Alvin Lie bahwa dengan pengadilan memberi kesempatan perpanjangan negosiasi hal ini merupakan indikasi bahwa ada keinginan kuat dari Managemen Garuda Indonesia maupun kreditur dan lessor untuk mencapai sepakat.

"Dengan itu semua saya cukup optimis bahwa mayoritas kreditur dan lessor akan menyetujui rencana bisnis dan pola pembayaran tunggakan hutang yang diajukan Garuda Indonesian dalam menyelesaikan kewajibannya," kata Alvin yang dihubungi, Kamis (16/7).

Dirinya juga melihat bahwa manajemen Garuda Indonesia sudah membangun komunikasi yang terbuka dengan kreditur dan lessor. Dari data yang ada, dirinya mengetahui bahwa Garuda Indonesia juga menyodorkan rencana bisnis yang cukup realitis, logis dan mengakomodir aspirasi dari para kreditur dan lessor.

Bahkan menurut Alivin rencana transformasi manajemen dan proses-proses bisnis yang disampaikan oleh Garuda Indonesia pasca PKPU diharapkan akan membuat Garuda Indonesia menjadi lebih tangguh, efisien dan kompetitif di masa depan.

"Pendekatan negosiasi manajemen Garuda Indonesia cukup meyakinkan sehingga mampu memperoleh komitmen jangka panjang kreditur dan lessor. Dan ini merupakan modal penting menuju voting besok," katanya.

Pada kesempatan terpisah, Pengamat dari Jaringan Penerbangan Indonesia (JAPRI), Gerry Soejatman mengatakan dirinya melihat ada upaya yang maksimal dari management Garuda Indonesia untuk menjaga kepercayaan pada kreditur dan lessor untuk menyelesaikan kewajibannya. Dan dengan ini dirinya berharap Garuda Indonesia bisa memenangkan voting tersebut.

"Saya tidak bisa bahas aspek finansialnya, namun melihatnya banyak yang sudah dilakukan dari sisi cost control di dalam Garuda Indonesia sendiri untuk bisa meyakinkan diri sendiri serta kreditur bahwa jika PKPU menang, maka mereka akan maju ke depan tidak hanya sebagai maskapai yang menunda hutang, tetapi perusahaan yang juga merampingkan diri agar bisa survive dan melunasi kewajibannya kepada kreditor yang juga mau berkorban," katanya.

Yakin Disetujui
Sebelumnya Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra meyakini mayoritas kreditur akan menyetujui proposal perdamaian yang diajukan perseroan. Ia mengklaim, jumlah kreditur yang berkomitmen mendukung PKPU mencapai lebih dari 50 persen.

"Level of confident kami hari ini sudah di atas 50 persen. Saya berharap level of confident ini naik seiring jam kerja," katanya.

Garuda Indonesia sendiri harus menghadapi voting atas proposal perdamaian yang sudah diajukan kepada para kreditur sejak akhir Desember 2021. Setelah dilakukan pemungutan suara maka pengadilan akan mengambil putusan PKPU pada 20 Juni 2022.

Dan Irfan menjelaskan, dalam proses pemungutan suara, Garuda memiliki target untuk memperoleh suara 50 plus 1 persen dari total jumlah kreditur (headcount). Selain itu, perlu mengejar 67 persen klaim dari kreditur non-preferen yang memiliki hak voting. Pemungutan suara itu menjadi penentu kesepakatan perdamaian (homologasi) antara Garuda dan kreditur. Oleh sebab itu, pihaknya akan memanfaatkan sisa waktu sebelum proses voting untuk bisa memaksimalkan diskusi dengan para kreditur agar mencapai persetujuan perdamaian.

"Kami tentu ketemu dengan banyak pihak secara langsung dan tidak langsung, untuk sama-sama melihat bahwa ini sebagai upaya yang positif," tutupnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top