Pengacara P Diddy Minta Bukti dan Identitas Penggugat Diungkap, Jaksa: Sangat Tidak Pantas!
Sean “Diddy” Combs alias P Diddy tiba di Billboard Music Awards, 15 Mei 2022, di Las Vegas.
Foto: AP/Invision/Jordan StraussNEW YORK - Jaksa federal mengatakan pengacara Sean 'Diddy' Combs mencoba "membajak" kasus pidana maestro musik itu dari mereka, dengan meminta hakim untuk memaksakan pengungkapan bukti lebih awal, termasuk identitas para penuduhnya.
Dilaporkan Associated Press, para jaksa mendesak hakim dalam dokumen yang diajukan pada Rabu (30/10) malam untuk menolak permintaan tersebut, dengan mengatakan bahwa upaya untuk mengungkapkan identitas calon saksi, khususnya, adalah "sangat tidak pantas".
Mereka mengatakan tidaklah pantas bagi pengacara pembela untuk mencari pengungkapan identitas korban dan rincian mengenai bukti lain yang akan meninjau kasus pemerintah.
Pengacara pembela juga telah meminta perintah untuk melarang pengacara penggugat berkomentar secara terbuka dan mengklaim bocoran-bocoran informasi dari pemerintah ke media telah mengancam kesempatan Diddy untuk mendapatkan pengadilan yang adil.
Jaksa mengatakan permintaan tersebut merupakan "upaya terselubung untuk membatasi pembuktian Pemerintah pada tahap awal kasus ini dan membajak proses pidana sehingga terdakwa dapat menanggapi gugatan perdata. Permintaan ini harus ditolak mentah-mentah, terutama mengingat risiko yang ditimbulkannya terhadap keselamatan saksi."
Jaksa menambahkan: "Seperti yang diketahui terdakwa, tidak ada dasar hukum yang kuat untuk upayanya memanfaatkan proses pidana ini guna membela diri dari tuntutan perdata."
Diddy (54) tetap berada di penjara federal di Brooklyn sejak ditangkap pada 16 September lalu, dan menunggu persidangan yang dijadwalkan dimulai pada 5 Mei.
Salah satu alasan hakim menolak permohonan pembebasan jaminan yang disarankan pengacaranya adalah karena ia dianggap berbahaya dapat menghalangi keadilan dan terlibat dalam manipulasi saksi.
Diddy mengaku tidak bersalah atas tuduhan memaksa dan menyiksa wanita selama bertahun-tahun, dengan bantuan rekan dan karyawannya.
Jaksa mengatakan bahwa setidaknya sejak tahun 2008, Combs terlibat dalam konspirasi pemerasan, menggunakan kekuasaan dan prestisenya di industri hiburan untuk memaksa perempuan melakukan tindakan seks dengan pekerja seks komersial laki-laki dalam apa yang dikenal sebagai "Freak Offs."
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Desa Energi Berdikari Pertamina di Indramayu Wujudkan Ketahanan Pangan dan Energi
- Genap 70 Tahun, Ini 5 Film Godzilla Kurang Terkenal yang Juga Perlu Ditonton
- Haris Azhar Temukan Data Dugaan Politisasi Hukum di Pilkada Banten
- Ini Rekomendasi Liburan Akhir Pekan di Jakarta, Ada Konser K-pop 2NE1
- Kemenparekraf Aktivasi Keep the WonderxCo-Branding Wonderful Indonesia