Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kultivasi

Penenangan Jiwa untuk Kesehatan Jantung Prima

Foto : foto-foto: istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Apakah saat ini Anda sedang menderita penyakit yang susah untuk disembuhkan? Sudah capek bolak balik konsultasi ke dokter, minum obat berkali-kali tapi tak ada hasil? Kenapa tak mencoba cara yang mudah dan gratis. Pelatihan Falun Dafa, namanya.

Falun Dafa adalah pelatihan olah raga/tubuh dan jiwa atau disebut kultivasi. Melalui kultivasi ini, akan membantu menyembuhkan penyakit, menyehatkan jiwa raga, meningkatkan spritual dan moral seseorang. Falun Dafa diciptakan Master Li Hongzhi dari Tiongkok, dan metode ini sudah tersebar di beberapa negara. Di Indonesia, hadir sejak 1996.

Menurut Gatot Machali, praktisi Falun Dafa, berbagai macam penyakit seperti kolesterol, darah tinggi, jantung, kanker dan lain lain, bisa sembuh melalui latihan ini. Gatot bercerita, selang satu minggu berlatih Falun Dafa pada 2000, ia sudah bisa merasakan tidur nyenyak, berhenti merokok, obat-obatan karena penyakit kolesterol dan darah tinggi yang dideritanya pun tak dikonsumsi lagi.

Pada dasarnya, kata Gatot, sakit apa pun yang diderita seseorang karena ada substansi hitam yang tertimbun di tubuh sehingga menyebabkan tubuh menyimpang atau sakit karena jauh dari watak sejati, baik dan sabar.

Kultivasi raga ada 5 perangkat gerakan. Menurut Gatot, pelatihan itu berbentuk senam dengan gerakan yang lembut dan meditasi dengan mata terpejam, hening, sembari mendengarkan alunan musik lembut selama 1-2 jam sehari. Kultivasi ini untuk menyelaraskan tubuh dengan karakter alam semesta dan bisa tahan terhadap emosi.

Sementara, kultivasi jiwa, justru dipraktekkan dalam kehidupan sehari-sehari. Dari mulai bangun pagi, beraktivitas, bekerja, kehidupan berumah tangga, sampai malam hari, sarat dengan pelatihan disiplin jiwa.

"Selesai latihan, tubuh akan ringan. Yang sebelumnya merasa penat, bete, pikiran kusut, setelah energi terselaraskan, watak kita kembali ke asli bawaan manusia. Watak yang sejati, jujur, polos, tulus, baik, belas kasih, sabar dan toleransi tinggi. Kalau dipukul, atau diejek tidak marah atau membalas. Efeknya, kesehatan bisa meningkat pesat," ujarnya.

Terkait penyakit jantung, para ahli medis, terutama ahli organ dalam, menyepakati bahwa penyakit jantung ditimbulkan oleh faktor-faktor yang dapat dicegah. Kontribusi faktor genetis terhadap penyakit jantung yang berujung pada kematian dinilai relatif lebih kecil dibandingkan dengan faktor eksternal. Namun gagasan demikian relatif baru dalam dunia medis.

Sekitar akhir 1970an para ilmuwan medis Barat beralih meneliti faktor-faktor eksternal penyebab penyakit jantung seperti makanan, olah raga dan konseling kelompok.

Analisis bahwa makanan sebagai salah satu sumber pemicu penyakit jantung kiranya sungguh tepat, di tengah maraknya tren konsumerisme makanan siap saji, junkfood yang jauh dari mutu gizi. Sebenarnya gizi dan vitamin banyak terkandung dalam sayuran dan buah-buahan.

Dr. Susianto Tseng mengatakan sayur merupakan makanan sehat, rendah lemak, kaya vitamin yang menyehatkan. Para ahli kesehatan sangat menyarankan mengonsumsi sayuran yang cukup setiap hari.

"Generasi kita kekurangan konsumsi sayur dan buah, hanya 8 persen saja yang mengonsumsi," ujar dokter yang juga seorang Vegan ini. Mengonsumsi sayur dan buah harus dibiasakan sedari kecil, peran orang tua dalam hal ini sangat penting.

Sayuran kaya akan zat anti oksidan yang mencegah risiko kanker. Mengonsumsi sayur dalam jumlah cukup setiap hari akan menghindarkan seseorang dari risiko obesitas.

Selain itu sayuran bermanfaat menstabilkan tekanan darah, beberapa sayuran tertentu bermanfaat menurunkan sekaligus menaikkan darah dengan baik. Demikian pula dengan kesehatan jantung, melalui konsumsi sayuran seseorang akan memperoleh kesehatan jantung yang prima.

"Cara untuk mendapatkan jantung sehat selain rutin olahraga, konsumsi air putih cukup, juga mengkonsumsi sayuran cukup. Mengonsumsi sayuran secara teratur akan membantu seseorang yang berisiko penyakit jantung kembali berkultivasi memperoleh kesehatan tubuh dan jiwanya," tambah Susianto.

Selain memperbaiki kualitas jantung, konsumsi sayuran akan menurunkan risiko sembelit. Kandungan serat dalam sayuran akan melancarkan pencernaan. Banyak manfaat mengkonsumsi sayuran secara teratur bagi tubuh, dan mengolah sayuran menjadi berbagai jenis menu makanan dan minuman akan memberikan variasi menghindari rasa bosan makan sayuran. gma/R-1

Berani Tambah Sayuran di Piringmu?

Data Kemenkes menunjukkan adanya peningkatan obesitas pada orang dewasa dari 2007. Rendahnya konsumsi sayuran diduga menjadi penyebab utama munculnya gangguan kesehatan mulai dari obesitas, kanker, stroke, penyakit ginjal krinis, diabetes melitus hingga hipertensi. Konsumsi buah dan sayuran masyarakat Indonesia mengacu data BPS 2016 mencapai 173 gram per hari, lebih kecil dari angka kecukupan gizi WHO, 400 gram per hari.

Sementara konsumsi buah lebih sedikit ketimbang sayuran, yaitu 67 gram per kapita per hari. Anjuran pemerintah melalui Kemenkes untuk mengonsumsi buah-buahan hingga 2-3 porsi perhari nampaknya belum menjadi prioritas masyarakat. Konsumsi makanan cepat saja, junkfood masih menjadi menu favorit.

"Kalau tubuh kita kekurangan konsumsi buah dan sayur dampaknya bisa jangka panjang, bahkan saat ini penyakit tidak menular justru banyak menyerang usia muda, masih produktif," ungkap Dr. Tseng.

Mengonsumsi buah dan sayuran diakui Susanto, yang juga seorang Vegan ini, disiplin menjadi kunci menjaga daya tahan tubuh dari serangan penyakit. Rumus sayuran dalam piring sangat sederhana: 1/3 sayuran, 1/3 nasi, 1/6 buah dan 1/6 lauk.

Ketersediaan sayuran di pasar baik pasar tradisional maupun modern saat ini sejatinya juga cukup. Demikian juga dengan ragam dan kualitasnya, tidak kalah dari sayuran impor. Hal ini disebabkan petani sayuran Indonesia memiliki akses terhadap benih sayuran unggul berkualitas.

Sebenarnya pemerintah cukup gencar mendorong masyarakat untuk mengonsumsi buah dan sayuran secara rutin. Melalui Perpres No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Perbaikan Gizi bahwa prioritas kesehatan adalah menanggulangi masalah gizi masyarakat, khususnya balita melalui kesadaran mengonsumsi buah dan sayuran. "Tiga hal yang menjadi fokus kesadaran hidup sehat yaitu meningkatkan aktivitas fisik, konsumsi sayuran dan buah, kemudian deteksi dini penyakit," jelas Menkes, Nila Moeloek.

Melalui upaya disiplin mengonsumsi buah dan sayuran, menghindari konsumsi minuman beralkohol dan rokok, maka masyarakat Indonesia akan terhindar dari kecenderungan penyakit tak menular seperti hipertensi dan diabetes melitus. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen. Berani tambah porsi sayuran di piringmu? gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top