Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penelitian Ungkap Kemarahan Picu Kerusakan Pembuluh Darah dan Penyakit Jantung

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Kami melihat bahwa membangkitkan keadaan marah menyebabkan disfungsi pembuluh darah, meskipun kami belum memahami apa yang dapat menyebabkan perubahan ini," kata penulis utama studi Daichi Shimbo, MD, seorang profesor di Columbia University Irving Medical Center di New York City, dikutip dari Everyday Health, Kamis (2/5).

"Gangguan fungsi pembuluh darah terkait dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. Investigasi terhadap hubungan yang mendasari antara kemarahan dan disfungsi pembuluh darah dapat membantu mengidentifikasi target intervensi yang efektif untuk orang-orang yang berisiko tinggi mengalami kejadian kardiovaskular," tambahnya.

Semua peserta penelitian relatif muda dan sehat. Mereka rata-rata berusia 26 tahun dan tidak ada yang memiliki riwayat kondisi seperti penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, atau masalah kesehatan mental. Para ilmuwan mempersiapkan mereka untuk eksperimen dengan meminta mereka bersantai selama setengah jam sebelum eksperimen dimulai, menyediakan kursi yang nyaman di ruangan yang tenang dan meminta mereka untuk menahan diri untuk tidak berbicara, membaca, atau menggunakan ponsel.

Salah satu keterbatasan dari eksperimen ini adalah bahwa hasil dari orang muda dan sehat yang dinilai di laboratorium mungkin tidak mencerminkan apa yang mungkin terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, orang dengan masalah medis kronis, atau individu yang mengalami berbagai macam emosi dalam kehidupan sehari-hari. Juga tidak jelas dari percobaan tersebut apa yang terjadi pada pembuluh darah setelah terpapar kemarahan atau emosi negatif lainnya dalam jangka panjang karena penelitian ini hanya mengamati waktu yang singkat. Penelitian ini juga berfokus pada biomarker, atau tes laboratorium, untuk mengukur perubahan singkat pada kesehatan sel di dalam pembuluh darah, daripada mengukurnya secara obyektif dari waktu ke waktu.

"Saya pikir temuan penelitian ini adalah salah satu bagian dari gambaran yang lebih besar tentang apa yang terjadi secara fisiologis ketika kita mengalami emosi yang kuat, tetapi saya tidak akan mengatakan bahwa pembuluh darah rusak, karena efeknya tidak bertahan lebih dari 40 menit," ujar Rebecca Campo, PhD, direktur program di divisi ilmu kardiovaskular di Institut Jantung, Paru-paru dan Darah Nasional (NHLBI), yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini. Penelitian ini didukung oleh pendanaan NHLBI.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top