Pendidikan Dokter Spesialis Perlu Pendekatan Humanis
Aksi Solidaritas Mendukung Langkah Kemenkes dan Polri Usut Tuntas Kasus Perundungan di FK Undip Semarang.
Adanya praktik bullying di Fakultas Kedokteran menjadi suatu ironi di tengah kondisi kekurangan dokter spesialis di Indonesia.
Anggi Afriansyah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Angga Sisca Rahadian, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Rahmat Saleh, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Meninggalnya seorang dokter yang bernama Aulia Risma, yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), membuka kembali tabir kelam pendidikan yang terjadi di lingkungan kedokteran.
Terlebih, apa yang dialami oleh Aulia Risma bukanlah kali pertama terjadi. Tahun 2020, seorang peserta didik PPDS juga mengakhiri hidupnya dengan dugaan kuat akibat bullying (perundungan).
Padahal, Indonesia masih mengalami kekurangan jumlah dokter, khususnya dokter spesialis, di berbagai wilayah di luar Jawa.
Adanya praktik-praktik bullying adalah suatu ironi di tengah kondisi kekurangan dokter tersebut. Ini menunjukkan adanya ketidakberesan dalam sistem pendidikan, khususnya sistem pendidikan PPDS, dan menegaskan pentingnya pendekatan humanis dalam pendidikan dokter spesialis.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya